Tulisan ini ku copas dari notes pribadi ku di dalam handphone. Kadang, kalau ada hal yg benar2 ku pendam tp ga bisa ku ungkapkan, aku hanya akan menulisnya. Catatan ini sudah lama sekali, tentang seseorang.. untuk seseorang. Dan sekarang aku mau menghapus nya dr Hp ku tp tidak dari ingatanku, karena ini adalah jejak, sebuah kejujuran yg begitu tulus tentang apa yang pernah ku rasakan. Aku ingin tetap mengabadikannya. Menjadikannya sebuah sejarah. Jadi walaupun sdh tidak ku simpan di Hp lg, aku ingin menyimpannya disini sebagai sampah, tulisan yg dulu ku tulis benar2 dr lubuk hati paling dalam, kegelisahan yang pernah ku rasakan dan hal yang paling ku takutkan dan sekarang sudah terjadi, yaitu tentang perpisahan dengan seseorang yang pernah memenuhi hati dan pikiran ku, yg pernah begitu berarti, yang pernah menjadi satu2nya manusia di bumi ini yg ku pikirkan lebih sering dari diriku sendiri, yang pernah begitu dekat sehingga dapat memberikan luka yang akan membekas—boleh jadi—seumur hidup.
Jarak antara tulisan ini cukup lama dengan perpisahan yang benar2 terjadi, karena dulu saat aku menulis ini, kami membahas kemungkinan terburuk yang akan terjadi tapi masih sama-sama takut kehilangan dan berpisah. Hingga kami 'resmi' saling melepaskan di tahun 2019 ini, aku pun sebenarnya tidak siap tapi mau bagaimana.. aku pernah bilang kepadanya kalau, “aku tidak akan melepaskan jika kamu tidak melepaskan ku,” dan sudah ku penuhi janji itu. Bagaimanapun, saat waktu ini tiba aku sadar kalau aku hanyalah manusia yang ga punya daya, dan ga ada upaya apapun yang bisa ku lakukan lagi.
(8 Oktober 2017, 9.40 pm)
Read More..
Jarak antara tulisan ini cukup lama dengan perpisahan yang benar2 terjadi, karena dulu saat aku menulis ini, kami membahas kemungkinan terburuk yang akan terjadi tapi masih sama-sama takut kehilangan dan berpisah. Hingga kami 'resmi' saling melepaskan di tahun 2019 ini, aku pun sebenarnya tidak siap tapi mau bagaimana.. aku pernah bilang kepadanya kalau, “aku tidak akan melepaskan jika kamu tidak melepaskan ku,” dan sudah ku penuhi janji itu. Bagaimanapun, saat waktu ini tiba aku sadar kalau aku hanyalah manusia yang ga punya daya, dan ga ada upaya apapun yang bisa ku lakukan lagi.
(8 Oktober 2017, 9.40 pm)
Bagaimana aku bisa menepati janji untuk tidak menangis, jika perpisahan itu benar terjadi.
Sedangkan sekarang, membayangkan kemungkinan hal itu akan terjadi saja sudah membuat ku menangis malam ini
Bahkan dia tak bisa berhenti mengalir
Dan aku, sungguh tdk kuasa membendungnya
Iya, sungguh lemah dan cengeng sekali
Begini lah aku. Tapi asalkan tak ad yg tau, tak mengapa, bukan?
-------------------------------------------
-------------------------------------------
(12 Oktober 2017, 7.11 am)
Jika kita berpisah
Jika kita berpisah, katamu jangan pernah saling benci
Pikirmu aku bisa membencimu?
Satu2nya yang ku benci dari mu adalah, kenyataan bahwa kau telah memiliki hatiku
Katamu jangan menangis,
Seperti yg ku katakan sebelumnya
Aku tak yakin bisa menepati janji itu
Katamu, tetaplah membalas pesan atau telpon mu
Bagaimana bisa aku mengabaikannya?
Sedangkan sekarang saja kita sudah jarang bertukar pesan,
Dan telponmu yang ku tunggu tak kunjung datang
Jika kita berpisah,
Mungkin aku akan menemukan orang lain yang mencintai ku
Yang membuatku tidak akan khawatir untuk merasa tidak dicintai
Kau pun begitu
Jika kita berpisah
Jujur, untuk membayangkannya saja sangat sulit
Jika kita berpisah,
Kau akan menemukan orang lain yang sangat mencintai mu
Yang kau pun akan mencintainya lebih daripada ketika kau pernah berpikir bahwa kau mencintaiku
Siapapun wanita itu, aku pasti akan sangat cemburu
Melihatnya tersenyum bersamamu, membayangkannya menggandeng atau memggenggam tangan mu
Yang bahkan aku pun sangat jarang melakukannya dengan mu, lebih sering aku hanya bisa mengkhayalkannya
Akan ada orang yang bisa memanggilmu sayang, atau panggilan unik lainnya
Yang mengisyaratkan kedekatan kalian
Hal yang bahkan setelah bertahun2 kita bersama, aku dan kamu tidak memilikinya
Aku akan sangat iri,
Jika kau berpoto dengannya dengan senyum bahagia menghias wajah kalian
Aku akan sangat iri, jika dia bisa mendapatkan waktu untuk duduk berdua denganmu
Berjalan disamping mu, dan menghabiskan waktu bersama mu
Siapapun wanita itu, mungkin dia yang bisa membuatmu benar2 menghargainya,
Membuatmu mau melakukan apapun untuknya
Membuat mu memperlakukannya dengan baik
Membuat mu memberikan segala yang kau punya
Membuatmu mengalah dan mengalah
Hal yang biasanya tidak mau kau lakukan untuk ku, akhirnya kau menemukan orang yang tepat untuk kau beri sebanyak2 nya apa yang kau punya
Kau tau, rasanya menyedihkan jika kita berpisah, dan orang yang tepat bagimu itu bukan aku
Mungkin aku juga akan menemukan orang yang sama
Akan menemukan orang lain yang lebih tepat
Orang yang di pundaknya dapat ku sandarkan segala kelelahan ku
Orang yang tangannya akan ku genggam selalu
Orang yang selalu mendengarkan ocehan ku
Orang yang membuatku merasa berarti lebih dari apapun
Dan orang yang akan membuatku merasa tak akan rugi dengan selalu memberi
Tapi itu tidak cukup
Tidak cukup mengganti kesedihan ku karena itu bukan kamu
Mungkin aku hnya belum tau dan merasakan
Kekhawatiranku begitu besar dan berlebihan
Tentang kemungkinan jika kita berpisah
Mungkin saja itu tak seburuk yang ku kira
Bagaimana pun nantinya, semoga Tuhan memberikan yang terbaik untuk kita
------------------------------------------------------------
(23 March 2018, 11.21 pm)
Dear kamu,
Seandainya aku bisa berada disana utk meredam amarah mu
Aku hanya bisa berandai2
Mengelus pundakmu
Menenangkan hati dan pikiran mu
Jangan marah sayang
Jangan kotori hatimu karna perbuatan orang lain
Aku benci utk hanya bisa mengetik mengetik dan hanya bisa mengetik!
Mencari kata2 terbaik utk menenangkan mu
Untuk membuat mu sadar bahwa amarah hanya akan menutup akal sehat mu
Walaupun aku tak pandai berkata2
Aku ingin menenangkanmu
Dengan ada disampingmu.
(catatan ini ku buat karena begitu gelisah saat dia marah dengan seseorang di hidupnya, tentang permasalahan pribadi nya)
-----------------------------------------
(catatan ini ku buat karena begitu gelisah saat dia marah dengan seseorang di hidupnya, tentang permasalahan pribadi nya)
-----------------------------------------
(Waktu orisinal tidak ditemukan, tp kira2 masih di tahun 2018 krna ga sengaja notenya terupdate pd 12 April 2019)
Malam ini aku berhenti menyalahkan mu
Berhenti mencari alasan dan pembenaran atas tindakan ku
Maafkan aku sayang,
Aku yang penuh kekurangan
Aku yang tidak bisa menjadi yang terbaik untukmu
Maafkan aku sayang,
Aku bukan lah seorang yang pengertian
Yang bisa mngerti kondisimu
Aku selalu menuntut mu untuk menunjukan perhatian lebih kepada ku
Tapi aku sendiri tidak bisa melakukannya
Aku yang selalu tidak bisa menunjukan kepedulian ku
Tapi aku mau kamu yang menunjukannya
Keegoan ku yang terlalu tinggi
Dan gengsi ku yang pantang mengalah
Membuat ku selalu mau kamu yang duluan
Karena aku tak bisa memulai
Dan aku, selalu menyalahkan mu atas kepasifan ku
Selalu menyalahkan mu atas diriku yg selalu merasa diabaikan
Tanpa sadar bahwa aku sendiri sudah terlalu sering mengabaikan mu
Tapi percayalah, bahwa aku tidak ingin mengabaikan mu
Aku sangat ingin mendukungmu
Menjadi penyemangat mu
Membuat mu senang
Membuatmu membutuhkan ku
Maafkan aku yang tidak tau bgaimana cara melakukannya
Hingga pada titik ini,
Aku merasa kamu pantas mendapatkan lebih
Orang yang lebih mengerti dirimu
Yang tak sungkan menunjukan perhatiannya
Yang tak gengsi mengutarakan perasaannya
Yang selalu memberi dukungan untuk kebaikanmu
Dan yang tak henti peduli pada mu
Maafkan aku yang hanya bisa mendoakan mu,
Semoga kamu mendapatkan yang terbaik dalam hidup mu.
-------------------------------------------------------------
(Hari ini, Sabtu 16 Nopember 2019 - 7.16 am)
Ternyata semua yang dulu ku tulis tidak bisa mewakilkan apa yang ku rasakan sekarang
saat semua yang ku takutkan benar-benar terjadi
seperti mimpi buruk yang menjadi nyata
Kamu sudah menemukan seseorang yang kamu anggap terbaik untukmu, untuk menemanimu menjalani hidup
Dan aku tak bisa sekuat tulisan ku yang terakhir
Aku tidak bisa bersikap semanis itu
Aku tidak bisa setegar apa yang ku tulis karena saat itu aku gak tau bahwa akan sepedih ini sakitnya,
aku bahkan takjub meliat tulisan ku sendiri yang bisa seolah ikhlas melepaskan
dan ternyata aku ga bisa menjadi sebaik itu
tapi
Biarlah doa ku yang dulu yang Dia dengar
dan mungkin sudah Dia kabulkan untuk mu
Sekali lagi, aku ga sekuat itu
satu2 nya kata selamat yang bisa ku katakan sekarang hanyalah selamat tinggal
Berat sekali rasanya
Tidak bisa ku pingkiri kalau aku masih memendam kekecewaan karena sikap mu yang tak bisa mengatakan kebenaran sampai terakhir kali kita berkomunikasi, beserta janji yg tak ditepati.
Kamu tau? Musuh terbesar manusia adalah kebenaran yang disembunyikan, dan kemunafikan yang dibenarkan dengan alasan demi kebaikan. Padahal tidak ada setitik pun kebaikan dari sebuah dusta.
Cara mu lah yg membuat akhir ini menjadi buruk dan begitu menyakitkan. Dan setidaknya aku yang dulu bisa begitu tulus mendoakan kebaikan untukmu.
Yang tersisa dari ku sekarang hanyalah kelemahan yang ga bisa ditutupi dan doa yang tak henti ku panjatkan untuk diriku sendiri, ya.. akhirnya sekarang aku bisa memikirkan diriku sendiri untuk meminta pertolongan... hanya kepadaNya... sandaran hati ku sekarang. Dia yang Maha Melihat lagi Maha Mendengar, Dia yang tak pernah tidur, Dia yang Mengetahui segala isi hati
Semoga lekas sembuh, hati
(Hari ini, Sabtu 16 Nopember 2019 - 7.16 am)
Ternyata semua yang dulu ku tulis tidak bisa mewakilkan apa yang ku rasakan sekarang
saat semua yang ku takutkan benar-benar terjadi
seperti mimpi buruk yang menjadi nyata
Kamu sudah menemukan seseorang yang kamu anggap terbaik untukmu, untuk menemanimu menjalani hidup
Dan aku tak bisa sekuat tulisan ku yang terakhir
Aku tidak bisa bersikap semanis itu
Aku tidak bisa setegar apa yang ku tulis karena saat itu aku gak tau bahwa akan sepedih ini sakitnya,
aku bahkan takjub meliat tulisan ku sendiri yang bisa seolah ikhlas melepaskan
dan ternyata aku ga bisa menjadi sebaik itu
tapi
Biarlah doa ku yang dulu yang Dia dengar
dan mungkin sudah Dia kabulkan untuk mu
Sekali lagi, aku ga sekuat itu
satu2 nya kata selamat yang bisa ku katakan sekarang hanyalah selamat tinggal
Berat sekali rasanya
Tidak bisa ku pingkiri kalau aku masih memendam kekecewaan karena sikap mu yang tak bisa mengatakan kebenaran sampai terakhir kali kita berkomunikasi, beserta janji yg tak ditepati.
Kamu tau? Musuh terbesar manusia adalah kebenaran yang disembunyikan, dan kemunafikan yang dibenarkan dengan alasan demi kebaikan. Padahal tidak ada setitik pun kebaikan dari sebuah dusta.
Cara mu lah yg membuat akhir ini menjadi buruk dan begitu menyakitkan. Dan setidaknya aku yang dulu bisa begitu tulus mendoakan kebaikan untukmu.
Yang tersisa dari ku sekarang hanyalah kelemahan yang ga bisa ditutupi dan doa yang tak henti ku panjatkan untuk diriku sendiri, ya.. akhirnya sekarang aku bisa memikirkan diriku sendiri untuk meminta pertolongan... hanya kepadaNya... sandaran hati ku sekarang. Dia yang Maha Melihat lagi Maha Mendengar, Dia yang tak pernah tidur, Dia yang Mengetahui segala isi hati
Semoga lekas sembuh, hati