Pages

11.13.2019

SINGKAT CERITA (SAMBUNGAN 'STORY OF MY LIFE')

Aku kenal dia sejak kami sama2 kuliah di kampus yang sama, dan juga aktif di organisasi yang sama. Bukan hal yang mudah bagi ku untuk membuka hati, tapi aku membukanya demi dia. Jadi bagi ku dia yang pertama, ku biarkan masuk ke dalam hati dan kehidupan ku. Hanya dia satu2nya yang ku ijinkan masuk, dan ku harap akan menetap. 

2014 kami memulai hubungan tanpa status, berawal dari dia yang mengutarakan perasaannya, tapi dia tidak mengajak ku pacaran, katanya dia tak ingin pacaran karena bisa putus. Aku juga ga ingin memaksa, lagipula menurutku suatu hubungan gak perlu diumbar dan gak perlu ada status, cukup seperti yang dia bilang, aku tau hatinya milik ku, dan dia tau hati ku miliknya. Lalu kami menjalani HTS secara diam2 tanpa siapapun yang tau. Ku pikir, nanti di waktu yang tepat pasti ini gak akan selamanya, aku menanti hari itu, hari dimana semua irang tau kalau kami adalah pasangan. Aku mencoba bersabar, karena mungkin posisinya juga tak memungkinkan kalau aku minta serius, pertama kami masih sama2 kuliah, dia pun harus fokus dengan studinya, begitu juga aku, jadi aku pun menikmati saja hubungan kami dengan prinsip ‘jalani aja dulu’.

Waktu berlalu, dia lulus kuliah lebih dulu (karena dia memang senior ku). Tahun 2015 dia bekerja dan di tempatkan di daerah lain yg sangat jauh, kami tetap menjalani hubungan jarak jauh, disini aku merasa dia menjauh dan kami kurang ada komunikasi, suatu hari aku merasa sangat kecewa karena dia ga ada kabar sama sekali, ku lihat dia masih begitu aktif memposting kegiatannya di sosmed tapi tak ada waktu mengabari ku. Aku merasa ga dianggap sama sekali, disitu aku nekat memblok chat nya. Tapi dia juga tak ada inisiatif untuk menghubungi ku, hingga 3 bulan berlalu, tb2 dia datang saat aku sidang, bagi ku itu sangat berarti, dan sejak itu baru kami memulai komunikasi lagi dan dia baru mempertanyakan kenapa aku ngblokir kontaknya. setelah semua clear dan dikomunikasikan, kami pun menajalani lagi hubungan tanpa status sekaligus LDR. 

 2016 aku diterima kerja di suatu perusahaan dan di tempatkan di daerah berbeda. Dia resign dari pekerjaannya dan kembali ke kampung halamannya ( di daerah yang jaraknya juga jauh dr kota tempat kami kuliah). Setelah resign dia menlanjutkan pendidikan profesi untuk menjadi pengacara. Suatu malam kami chat panjang dan dia bercerita tentang cita2 nya, keinginannya untuk menjadi pengacara yang handal sekaligus membuka tempat usaha kecil2an. Aku senang, sangat senang mendengarnya, mendengarnya apa yang dicita2kannya.. Impiannya, dan menjadi bagian dari itu, yang menjadi tempatnya bercerita dan berbagi. Tentu saja, aku akan selalu mendukungnya. Dari nol. Tidak masalah bagiku, menemaninya dimasa perjuangan hingga berhasil. Walaupun saat itu kami tidak bisa sering bertemu. Dan komunikasi hanya sebatas chat.

Waktu berlalu, tak terasa 2017 hubungan kami pun mengalami pasang surut, dari sisi ku sendiri ada ujian cukup berat seperti hadirnya orang ketiga yang berniat serius kepada ku, orang yang datang lewat jalur pertemanan tapi menawarakan kepastian, aku hampir goyah tapi tetap mengikuti kata hati ku dan bertahan dengan dia yang ku harapkan menjadi jodohku walaupun saat itu masih penuh ketidakpastian dan keraguan. 

Hingga di 2018 Hubungan kami aneh, awalnya dia sangat menentang orang lain yang mendekatiku, bisa dibilang sangat posesif. Bahkan dia sempat mendatangi ku walaupun hanya sampai daerah sebelum tempat ku bekerja. Saat itu, satu pertemuan terasa sangat berarti. Dan menurut ku, itu adalah effort terbesarnya. Tapi kemudian dia memintaku untuk membagi hati, kan konyol.. aku boleh pergi bersama teman laki-laki lain yang mndekatiku tapi tidak boleh hanya berdua dan harus laporan kepadanya. Dia bahkan selalu memantau aktifitas dan kegiatan ku bahkan sampai menggunakan aplikasi 'GPS Tracker'. Apa dia tidak tau, Perihal hati, tidak bisa diatur seperti itu, memangnya pizza.. bisa dibagi-bagi.. ada sedikit kecurigaan, mungkin saja dia bisa melakukannya, tapi tidak dengan ku. Hatiku cuma satu. Dan saat itu masih ku berikan padanya, seutuhnya.
Ya, aku masih berharap dia bisa serius dengan ku. Bukan orang lain yang saat itu mendekati ku. Tahun 2018 ini adalah tahun dimana dia mendaftar CPNS di daerah yang dekat dengan kampung halamannya, dan tentu saja masih jauh dariku, dan akhirnya dia diterima, pengumuman kelulusannya bulan November, aku ingat karena saat itu aku berada di Pulau Sambar Gelap saat dia mengabari ku hal itu. 

April 2019, beberapa hari sebelum kepindahannya ke daerah baru dimana dia diterima CPNS, dia memutuskan hubungan dengan ku karena alasan dia tak bisa lagi menjalani hubungan LDR. Aku pernah berkata padanya bahwa ‘aku tidak akan melepaskannya selama dia tidak melepaskan ku’, dan dia pun akhirnya memutuskan untuk melepaskan ku karena alasan kondisi kami yang sperti itu, yang notabene sudah kami jalani selama bertahun2, dimana aku telah menunggunya, berharap dia akan serius setelah mendapat pekerjaan tetap. Tapi ternyata yang dilakukannya malah sebaliknya. Sedih tentu saja, selama sebulan dia meminta agar kami tak perlu ada komunikasi. Sebulan yang amat sangat menyiksa bagi ku. Setelah setiap hari selalu memikirkannya dan tak bisa lepas dari bayangannya, ku rasa aku gak bisa melepaskannya. Aku gak mau menjalani hubungan dengan orang lain, aku ingin mengikuti kata hati ku. Maka ku putuskan untuk melepaskan orang lain yang saat itu mendekatiku dan berniat serius dengan ku, karena aku merasa terbebani dengan perasaanya. Sedangkan perasaan ku sendiri belum bisa lepas dari orang yang menurutku benar2 ku sukai.

Mei 2019, Aku berusaha membujuknya untuk menerima keadaan dan kondisi kami, tapi dia bergeming. Dia masih menginginkan ku tapi tidak untuk hubungan yang serius. Dia menawarkan ku untuk menjalani hubungan yang tidak jelas, lagi. Yang menurutku sangat tidak masuk akal. Bukan, bukan seperti itu ending yang ku inginkan. Wanita mana yang mau terus2an berada di hubungan tanpa kepastian? Maka aku pun memutuskan untuk tidak perlu ada hubungan apa2 lagi selama dia tak ada keseriusan.

Juli 2019, Kami sempat bertemu lagi, menghabiskan waktu berdua, bernyanyi bersama.. makan malam, dan ngobrol tentang pengalaman diklatnya sebagai cpns. Begitu hangat. Berat sekali rasanya berpisah dengannya, yang ku rasakan dia pun begitu dengan segala sikapnya malam itu.

Keesokan harinya aku mendengar kabar dari teman ku tentangnya yang gak ku sangka, yaitu kalau dia dekat dengan wanita lain di tempat barunya. Dan dia ingin mnikahi wanita itu. Wanita itu pun bukan lah orang baru melainkan orang yang juga sudah lama ku kenal. Jantungku berasa Ingin berhenti seketika, keras sekali dia memompa. Hari berikutnya, aku tak sabar untuk memastikan secara langsung. Ku telpon dia dan menanyakan kepadanya. Dia membantah dengan keras. Tapi dia mengakui bahwa bbrapa kali ke rumah wanita itu untuk bertamu. Saat ku tanya seberapa sering, dia bahkan tak bisa menghitungnya!
Hancur
Remuk
Sakit sekali rasanya
Setelah telpon dari ku dia bahkan masih bisa2nya update status berpoto dgn teman2 barunya (para wanita) selama acara malam inagurasi (yang kebetulan bertepatan dgn hari dmna aku menelpon dan bertanya perihal kabar yang ku dengar)
Aku merasa dia benar2 tidak peduli dengan perasaan ku
Disaat itu aku menangis sejadi2nya
Dan dia masih bisa bertingkah baik2 saja, bahkan terlihat sangat menikmati momen dengan teman2 barunya
Sakit sekali
Bahkan sampai sekarang pun aku ingat itu rasanya masih menyesakkan
Aku blokir semua kontaknya, dan mengucapkan perpisahan, saat itu aku chat dia sebelum memblokir, isinya ‘selamat, sejak sekarang kamu sudah ga ada lagi di hidup ku, di pikiran ku dan jangan pernah hubungin aku lagi’
Aku mengetik itu dengan penuh air mata dan hati yang teramat sakit, pedih sekali..
Malam itu dia berusaha menghubungi ku, dengan nomor lain tentunya
Dia mmbuat wa baru
Chat Aku berkali2
Meminta maaf
Menangis
Menangis
Ya... seoarang DIA menangis begitu hebat.
Untuk pertama kalinya di hidupku mendengarnya menangis sekeras dan sesedih itu
Keesokan harinya aku baru mengangkat telponnya, kami bicara.. aku menanyakan tentang dia dan wanita itu.
Dia tetap membantah.
Seminggu aku tetap memblokir kontaknya
Dan dia tetap menghubungi ku dengan kontak wa baru
Hingga di suatu malam, aku ingin memberinya kesempatan lagi, aku akan membuka blokirnya, berusaha menjadikan dia teman tanpa hubungan apapun
Tapi dengan syarat dia mengakui hubungannya dengan wanita itu, aku hanya memintanya untuk mengatakan yg sejujur2nya dengan ku.
Tapi chat ku tak pernah dibalas lagi sejak itu
Yang artinya dia memilih untuk tetap diblokir daripada harus berkata jujur. (Agustus 2019)

Tetap saja
Masih ada sesak yang tersisa

Tiada satu hari pun ku lewati tanpa memikirkannya.
Aku sangat rindu.
Rindu yang teramat berat.

September 2019, sehari setelah ulang tahun ku dia chat mengucapkan selamat, dan chat basa basi lainnya yng ku jawab singkat, jujur saat membalas chat nya aku menangis, rinduku sudah menggunung tak terbendung tapi aku tak bisa mengungkapkannya. Aku harus menahan diri. Aku bukan lagi siapa2 baginya, bahkan dia telah memilih untuk tetap diblokir drpada harus berkata jujur dengan ku.

November 2019.
Berita mengejutkan.
Dia bertunangan dengan wanita itu.
Yang selama ini ku pertanyakan dan dia selaaalu membantahnya.
Sungguh sakitnya berkali2 lipat
Tetap sakit rasanya, walaupun sesuai dugaan ku
Air mata ku tumpah
Aku tak bisa berhenti menangis
Apalagi mengetahui info itu langsung dari wanita itu sendiri, dia bahkan sudah meminta wanita itu untuk bertemu ayahnya dr awal dia pindah ke daerah yang sama dgn wanita itu (pada april 2019 seperti yg ku tulis sebelumnya).
Dan lagu glen fredly pun dimulai ‘sandiwara kah selama ini??
Yang dipiiran ku hanya, kenapa dia setega itu dengan ku? Kenapa apa yg dikatakannya tidak sesuai dengan apa yang dilakukannya dibelakangku?
Masih sempat2nya dia bersikap seolah berat melepaskan ku, masih sempat mengajak bertemu, menawarkan hubungan gak jelas, dan disaat yang bersamaan juga sedang mendekati wanita lain.. yang mati-matian dibantahnya.
Kenapa bisa2nya dia jadi semunafik itu?
Menjijikan.
Sadar aku terlalu naif.
Betapa banyak dusta yang disembunyikannya dari ku selama ini.
Aku yang telah menemaninya selama bertahun2, aku yang telah menunggunya.. yang bertahan dengan ketidakpastian dan segala pasang surut hubungan kami.. adilkah ini?
Tentu tidak
Dia sadar hal itu, Aku yakin jauh dilubuk hatinya dia sadar kalau sudah melakukan hal yang gak adil buat ku, makanya di saat memutuskan hubungan dengan ku, pesan terakhirnya ‘’percayalah, Tuhan itu maha adil, Dia tau yang terbaik untuk kita”
Iyaaaaa Tuhan itu Maha Adil, tapi kamu udah berlaku gak adil sama aku, bgsttt!!
Aku pengen banget bilang gini, “jadi kamu udah bahagia sekarang? Kamu bahagia dengan menyakiti aku dan jadi orang munafik?? Makasih buat semua kebohongan yang kamu tutup2i, tapi kebenaran selalu menemukan jalannya sendiri. Seandainya kamu ada dihadapan ku sekarang, aku pasti tampar kamu. Tapi Tuhan gak mengijinkan aku mengotori tangan ku, Dia gak mau aku ngebalas dengan tangan ku sendiri, paham?!"
Jadi ku serahkan semua lewat tangan-Nya, biarkan Dia bekerja dengan caraNya, dan biarkan Dia membuktikan bahwa Dia emang Maha Adil.

0 komentar:

Posting Komentar