Pages

8.19.2019

MELEWATI LORONG WAKTU

Barusan aku pergi ke masa lalu
Mengamati diri ku yang dulu
Just same old me
Pemikiran yang masih sama
hanya saja pengalaman yang berbeda..

Tapi waktu tetap lah waktu, aku hanya bisa meliat masa lalu
tanpa bisa mengubah apapun
Bagaimana caranya aku melewati lorong waktu
Simple, hanya dengan klik Blog Archieve di samping kanan blog ini, dan pilih tahun mana yang ingin ku kunjungi
2014 menjadi pilihan ku kali ini

Ku liat diriku waktu itu,
masih punya semangat hidup dan pikiran positif
begitu bijak dalam setiap pemikiran
Seorang mahasiswi canggung yang masih bingung harus berbuat apa
selain menulis pemikiran-pemikiran positif dan optimisme walau dalam keadaan bingung dan bimbang dengan apa yang terjadi dengan perasaanya, berusaha untuk tetap sadar dan waras, menghibur diri sendiri yang sedang terpuruk dengan berusaha menulis segalanya dengan perspektif yang berbeda.

Aku ingat, momen aku menulis saat pertama kali membuat blog ini, tentang kenangan nulis diary yang membuatku lebih mengenal diri sendiri, tentang time isn't money ketika aku sadar bahwa waktu adalah hal yang paling berharga yang dipunya manusia, tentang tahun keempat kuliah yang berisi tentang keresahan ku tentang menjadi mahasiswa akhir, juga ketika aku sebenarnya sedang merasakan masa-masa sulit dan menulisnya secara tersirat dalam postingan no pain no gain, tentang lagu simple plan yang padahal mempresentasikan perasaan ku saat itu, dan juga relatable dengan yang ku rasakan sekarang, yahhh welcome to my life. Juga tentang hujan yang selalu membuatku rindu dengan baunya, ketenangannya, memori yang datang bersamanya persis jelas tertulis di postingan tentang hujan, dann terakhir.. aku mencoba mengingatkan diriku sendiri jika aku merasa sangat sedih seperti sekarang, bahwa aku harus tetap menertawakan semua hal yang terjadi, maka tertawalah!

Banyak hal yang ku tulis 5 tahun lalu, begitu pula di postingan tahun sesudahnya yang sebenarnya representasi akan kegalauan perasaan ku, tapi tak pernah sefrontal seperti yang ku tulis akhir-akhir ini, tentang perasaan ku, tentang seseorang, mungkin aku gak sekuat dulu. Aku gak bisa menulis hal lain yang sebenarnya ku maksudkan untuk menyalurkan keresahan ku tentang hubungan pribadi ku.

Dulu aku takut orang tau kelemahan ku.

Tapi sekarang, bodo amat
Aku akan tetap menulis apa yang ku mau
walaupun masih menahan diri
tapi aku perlu mengabadikan momen ini dalam sebuah tulisan

Momen dimana aku merasa sangat terpuruk dan gak berdaya
momen menyedihkan yang membuat ku gak bisa melangkah dan menerima kenyataan

Aku meliat diriku di masa lalu, meliat optimisme dan segala kata-kata bijak yang ku punya,
terima kasih karena sudah mengingatkan
bahwa aku pernah melewati masa-masa sulit yang meskipun berbeda
tapi setidaknya aku sudah berhasil melewatinya

Dan melalu tulisan ini,
aku pun berharap aku di masa depan akan meliat lagi ke titik ini
bahwa aku pernah merasa seburuk dan semenyedihkan ini

tapi mungkin aku di masa depan akan tersenyum meliat aku yang sekarang
sambil bilang 'you did it well,' dan bangga bahwa aku bisa melewati fase ini.. meskipun gak mudah, meskipun banyak air mata, dan meskipun gatau kapan akan sampai pada batasnya..

terima kasih untuk diriku sendiri, untuk tetap berusaha kuat sampai sejauh ini.
Read More..

8.18.2019

SINDROM MONDAY BLUES

Apa cuma aku yang tiap senin bawaannya malesss banget buat kerja, males banget memulai aktifitas, merasa stress.. putus asa.. sedih, kehilangan motivasi gitu, so I just crying on the road. Bayangin deh.. betapa beratnya memulai hari seperti itu.

Ditambah, aku sering susah tidur malamnya. Tadi malam aja baru bisa tidur diatas jam 12an, trus kebangun pukul 3 pagi, tepatnya 3.33 am, kebetulan banget kan angka jamnya bisa samaan gitu. Terus mencoba tidur lagi dengan susah payah, feeling sad... crying... tidur lagi, dan mimpiin seseorang yang pengen dilupain, Ya Tuhan kok gini banget  :( Pas kebangun jadi sedih lagi, tapi pengen cepet-cepet tidur lagi biar liat dia lagi di mimpi.. ampunn dah :(

I know, setiap orang at least bakal ngerasain sekali dalam hidup kayak apa yang ku rasakan sekarang, menangis sampai dada terasa sesak gak bisa nafas. Tapi semua ini pasti akan terlewati kan.. dan setiap orang pasti punya batasan. Yang perlu ku lakukan sekarang cuma harus yakin.. yakin kalau aku bisa melewati masa-masa ini, sampai akhirnya sadar kalau Rencana Tuhan lebih baik dari yang ku punya. Perihal merelakan dan mengikhlaskan memang akan jadi pelajaran seumur hidup, dan yang namanya belajar yaa mesti ada proses.


"In life, things happen. You may not want them to but they do. You just gotta (sic) move on." (Luke Hobbs, Fast & Farious: Hobbs & Shawn)
Read More..

8.05.2019

PATAH HATI TERHEBAT

Kepada orang yang baru patah hati, persilahkan dirimu bersedih 
orang-orang punya pandangan yang aneh tentang bersedih 
seakan-akan bersedih adalah hal yang tabu 
seakan kamu harus buru-buru tertawa setelah hal buruk menimpa, 
tapi tidak.
seperti hujan di tepi senja, kamu harus membiarkan setiap sendu yang ada
setiap kematian butuh peratapan
begitu pula cinta yang telah mati 
maka lakukanlah apa yang orang patah hati lakukan
menangislah sehingga kamu tidak bisa mendengar suara kamu sendiri,
makan cokelat sebanyak-banyaknya, mandi air hangat hingga jarimu pucat,
pergi ke caffe dengan tatapan nanar, pesan sebuah teh es manis
karena kopi mungkin terlalu pahit untuk diminum disaat seperti ini.
izinkanlah dirimu bersedih, menangislah seakan ini terakhir kalinya kamu dikecewakan seseorang, menangislah seakan kamu lupa caranya berharap.
Kepada orang yang baru patah hati, 
setelah kamu bosan bersedih 
inilah saatnya kamu mengangkat dirimu kembali 
mulai dengan hal yang mudah, kamu bisa coba mulai mengambil gitar dan mengambil nada-nada mayor yang bahagia, ambil piano dan bermain soneta yang indah 
atau jika kamu tidak bisa bermain musik, lihatlah dirimu di depan cermin dan bersenandunglah 
lalu diantara nada-nada itu, bisikkan pada dirimu sendiri 'Aku pantas untuk bahagia'.
Kepada orang yang baru patah hati, 
selalu ada teman untuk menemani kamu 
pergilah menemui temanmu, tertawalah sampai lupa waktu, tanyakan kabar teman yang lain, pamerlah tentang keberhasilan mu dibidang-bidang yang kamu suka 
Dan jika memungkinkan, nongkronglah sampai kamu diusir dari tempat itu
Emang sih, kenangan terhadap dirinya kadang masih sering mengganggu 
tempat yang pernah kalian datangi, tidak akan terasa sama
Tapi percayalah satu hal, semua ini akan berlalu
sama seperti hal lain di dunia, semua hal buruk pasti akan beranjak pergi 
hujan pasti akan berganti langit biru, gelap pasti terganti terang 
dan luka pasti akan terganti menjadi senyuman tipis di bibirmu
Kepada orang yang baru patah hati, bersabarlah... 
karena di setiap gelap ada cahaya kecil 
karena di setiap sakit, ada pembelajaran
Karena kamu pantas untuk bahagia kembali.
(Diambil dari puisi di video Raditya Dika yang berjudul 'Kepada orang yang baru patah hati')



Aku pernah liat video ini beberapa tahun lalu, saat masih baru di upload.
Iya, jujur saja.. sekarang aku baru patah hati, hal yang sangat sulit untuk aku katakan kepada siapapun. Agak sedikit malu mungkin, dan benar kata bang Radit kalau kadang kita menganggap bahwa kesedihan adalah hal yang tabu, jadi aku mati-matian menyembunyikannya dan bersikap seolah diriku baik-baik saja, bersembunyi dibalik topeng senyum dan tawa yang dibuat-buat.

Lalu kenapa pada akhirnya ku tulis disini?
Entahlah, rasanya seperti benar-benar muak dengan diriku sendiri.
Muak dengan air mata yang keluar tak kenal tempat dan waktu.
Muak karena aku masih belum bosan bersedih.

Sebenarnya patah hati ini dimulai sejak empat bulan yang lalu, saat aku resmi kehilangan sosoknya. Saat itu aku baru mengenal diriku sendiri. Ternyata, aku bukan orang yang seperti ku pikir selama ini. Sebelumnya ku pikir, aku hanya akan menerima orang yang benar-benar menyukai ku, yang memperlakukan ku dengan baik dan menunjukan jelas perasaannya terhadapku. Orang yang benar-benar terlihat menyukai ku. Ku pikir aku akan baik-baik saja jika semua ku pasrahkan seperti itu. Tapi ternyata aku salah. Aku bukan lah orang yang bisa menerima begitu saja. Ku tanyakan lagi kepada hati ku, kenapa aku menginginkan seseorang itu untuk tetap berada dihidupku, kenapa aku begitu menyukainya? Dan aku tidak dapat menemukan alasannya. Ku pikir karena itu, karena kita gak butuh alasan buat mencin💩 seseorang, dan saat itu aku merasa tau hati ku buat siapa, siapa orang yang ku sayangi tanpa alasan, dan tanpa 'tapi'.  Dan selama ini aku gak akan bisa bertahan, menunggu lama kalau gak ada harapan.

Selain itu, aku pun menemukan kenyataan bahwa selama ini, hati ku gak bisa buat orang lain, gimana mungkin bisa aku membuka hati buat orang lain kalau aku cuma punya satu hati dan sudah lama berada digenggamannya. Walaupun aku sudah mencoba mempertimbangkan kemungkinan lain selain dia, walaupun aku mengenal orang yang lebih baik darinya. Hatiku tetap cuma ada satu. Kadang hati memang bekerja tanpa kita sadari, walaupun tindakan kita sudah benar (dalam sudut pandang logika), tapi mungkin memang sudah kodratnya hati dan akal sehat sering bertolak belakang.

Ku putuskan untuk bertahan dengan keyakinan ku, walaupun kemungkinannya kecil sekali. Alasan dia tidak bisa dengan ku adalah jarak. Iya, kondisi jarak kami yang sebenarnya dari awal memang sudah terpisah. Sebelumnya aku juga mempermasalahkan hal itu, tapi setelah ku coba membuka mata dan pikiran ku, jarak hanyalah angka, dan aku rasanya gak mau kalah, aku gak mau menyerah hanya karena keadaan, ku rasa benar-benar gak sebanding jika aku harus kehilangan dia hanya karena kondisi jarak, ku pikir gak masalah ketemu diwaktu-waktu tertentu, daripda gak bisa ketemu sama sekali buat selamanya?
Tapi itu hanya dari sudut pandangku, sedangkan dia tetap tidak bisa.
Alternatif solusi lain pun sudah ku ajukan, tapi dia tidak mau mempertimbangkan opsi yang ku buat.
Alasannya untuk karir ku sendiri.
Well, siapa yang tau gmn kedepannya kan?

Bagiku, ini adalah tentang pilihan hidup. Dimana kita punya kesempatan untuk memilih. Aku merenung, memikirkan apa yang ku punya dalam hidup, sanak saudara... orang tua.. dan mungkin anak nantinya.. semua itu adalah sesuatu yang gak bisa kita pilih. Tuhan memberi kita mereka. Tapi untuk pilihan hidup, ku rasa sangat istimewa jika kita punya hak sepenuhnya untuk memilih dengan siapa kita ingin menjalani hidup. Dan ku pikir, jika aku bisa memilih aku akan memilih dia. Sesimple hanya karena masalah perasaan, mungkin aku terlalu dangkal. Dia bukan orang yang sempurna, tapi aku bisa menerima kekurangannya, ada banyak hal yang gak ku sukai darinya tapi entah kenapa aku masih bisa menerimanya, dan ku pikir itu cin**, itu sesuatu yang gak bisa ku sebutkan tentang rasa. Dan mungkin aja aku gak akan merasakan hal yang sama ke orang lain, mungkin aja nanti aku akan tetap bahagia kalau gak sama dia, tapi ku pikir tetap aja gak akan sama. Ku pikir.

Tapi ternyata dia tidak.
Dia tidak berpikir seperti aku.

Dia tidak memilihku, hanya dengan bilang 'tidak bisa'

Aku tidak tau hatinya. Yang ku tau dia menyerah. Dan aku tidak bisa berjuang sendirian.

Tapi hati ku, masih ditempat yang sama. Aku tidak ingin beranjak pergi. Aku merayakan kesedihan, kesepian, kehilangan... dan hidup dalam paradoks. Aku menikmati kebodohan ku sendiri. Kadang aku curiga, mungkin aku sudah merasa candu dengan rasa sakit, sehingga malah melakukan hal konyol, yaitu masih menunggu walaupun gak ada lagi yang bisa ditunggu.

Waktu berlalu, baru-baru saja kenyataan menamparku, tepat sehari setelah aku bertemu dengannya kembali. Awalnya aku tidak mau bertemu karena itu hanya akan membuat ku lebih berat melepaskannya (lagi), tapi aku kalah... kalah dengan keinginan ku untuk melihatnya, kalah dengan keinginan ku untuk bertemu entah untuk terakhir kali, aku gak peduli, yang ada dipikiran ku hanya, jika ada kesempatan dan semesta mengijinkan kami untuk bertemu, kenapa tidak?

Bahagia bisa sesederhana itu. Cukup dengan melihatnya dan menyadari kalau dia masih di hati ku, dan aku masih ada di hatinya.

Dan sehari kemudian, aku mendengar sesuatu yang benar-benar menyakitkan. Saat mendengar hal itu, aku langsung ngeblank, jujur saja itu adalah hal yang paling tak ingin ku dengar dan ku takutkan selama ini. Aku mengulur waktu untuk menanyakan langsung kepadanya, juga memikirkan keadaannya yang mungkin masih sibuk, bahkan disaat seperti itu aku masih bisa mempertimbangkan keadaannya.

Dan di hari itu, aku tak sabar lagi menunggu, kutanyakan via telepon. Penjelasannya tidak seperti apa yang ku dengar dari orang lain. Dia mengelak dan punya alasan. Penjelasan dan alasannya tak bisa ku terima, ada kenyataan yang tidak bisa ku terima. Setelah itu, dengan perasaan begitu tidak stabil, aku menangis sejadi-jadinya. Dan yang dilakukakannya, malah menaburkan garam diatas luka. Tidak bermaksud mendramatisir atau lebay, tapi sungguh itu yang ku rasakan. Sakit sekali. Aku merasa tidak adil, disepelekan, diabaikan, dan gak dipedulikan, disaat yg bersamaan juga sadar kalau aku bukan siapa-siapanya lagi.

Bukankah aku berhak melindungi diri ku sendiri, tidak ada yang bisa ku lakukan, selain memblok kontaknya. Ku rasa itu bentuk pertahanan diriku yang terakhir.
Kemudian dia berusaha menghubungi dan kami berada di titik terapuh kami masing-masing. Aku bisa merasakannya, selain menanggung rasa sakit ku sendiri, aku juga seperti menaggung rasa sakitnya... kami dua orang manusia yang tak berdaya hanya karena kondisi...

Dan patah hati ku pun dimulai (lagi)
kali ini, aku benar-benar kehilangan harapan.
Patah hati ini terasa nyata sekali, dan itu lah kenapa ku sebut yang terhebat. Karena hingga sekarang, aku masih merasakan kesedihan yang begitu dalam, air mata yang gak kunjung selesai.

Sering aku menyalahkan diri ku sendiri, kadang aku menyalahkan dia dan mulai membencinya. Tapi semakin aku membenci, perasaan ku akan semakin sakit. Dan tangisan ku akan semakin kencang. Seperti halnya bahagia, sedih pun bisa datang karena hal sederhana, yaitu dengan mengingatnya, membayangkan dia sedang bersama orang lain (mungkin), dan sadar bahwa kemungkinan bertemu lagi dengannya semakin jauh.

Seperti puisi diatas, yang bisa ku lakukan sekarang hanyalah menikmati kesedihan sampai aku bosan menangis. Lalu bersabar.. karena badai terbesar sekalipun pasti akan berlalu. Jika diibaratkan buku, ini hanyalah halaman-halaman sulit yang penuh kesedihan.. kalau aku terus membacanya dengan sabar... keadaan akan membaik. Tidak ada yang sia-sia dalam hidup, pun dengan waktu yang telah ku habiskan untuk menunggu orang yang belum tepat. Loving someone isn't a mistake. Never. I won't regret.

So I remember a quotes "If you can love the wrong person that much, just imagine how much you can love the right one?". Ya, I don't know how it will be, about who, when, where...

Perihal masalah hati, kini dia kembali menjadi milik ku sendiri. Walaupun bentuknya tidak lagi utuh, perlu waktu untuk pulih. Perlu waktu untuk sembuh. Dan walaupun aku menulis ini dengan mata yang masih basah, tidak akan ada hal buruk lain yang akan terjadi... karena yang terburuk sedang aku lewati.

Bertahanlah, diri ku sayang....

Kalau boleh melow lagi, saat ini aku merasa seperti berada di dalam lagu 'Lost star' di film Begin Again.
Please don't see just a girl caught up in dreams and fantasies
Please see me reaching out for someone I can't see
Take my hand let's see where we wake up tomorrow
Best laid plans sometimes are just a one night stand
I'd be damned Cupid's demanding back his arrow
So let's get drunk on our tears and
God, tell us the reason youth is wasted on the young
It's hunting season and this lambs are on the run
Searching for meaning
But are we all lost stars, trying to light up the dark?
 
Who are we? Just a speck of dust within the galaxy?
Woe is me, if we're not careful turns into reality
Don't you dare let our best memories bring you sorrow
Yesterday I saw a lion kiss a deer
Turn the page maybe we'll find a brand new ending
Where we're dancing in our tears and
God, tell us the reason youth is wasted on the young
It's hunting season and this lambs are on the run
Searching for meaning
But are we all lost stars, trying to light up the dark?
 
I thought I saw you out there crying
I thought I heard you call my name
I thought I heard you out there crying
Just the same

Read More..