Setelah seminggu pertama di Rindam pada bulan puasa itu, seperti yang ku ceritakan sebelumnya kami langsung ditempatkan di
Pulang Pisau, seminggu pertama kegiatan kami di Unit masih belajar dan belajar, perwakilan tiap bidang mempresentasikan bidangnya masing-masing. Minggu kedua baru
lah kami ditempatkan di berbagai bidang. Dan si pewawancara user
PJBS yang ternyata merupakan manajer administrasi, membawahi bagian pengadaan, kami bertiga yang ditempatkan di pengadaan untuk angkatan OJT (On
Job Training) 12 ini, selain kami bertiga ada seorang senior yang udah duluan
disana, dan seorang supervisor pengadaan, selama ini mereka cuma kerja
berdua, jadilah kami berlima siap menjadi power rangers, eh gak deng, siap mengadakan apa saja permintaan user maksudnya (wkwkwk kayak doraemon aje).
Sebenarnya
untuk Diklat (Pendidikan dan latihan) biasanya selama dua Minggu, jadi harusnya
pas di Rindam itu kami melewatinya selama dua minggu, seminggu Bintal Fisdis
(pembinaan mental dan disiplin) baru disambung seminggu materi kelas, tapi berhubungng kali
ini diklatnya bertepatan dengan bulan puasa, jadilah dituker, seminggu dulu
materi kelas, dan habis lebaran kami balik lagi ke Rindam mengikuti Bintal
Fisdis.
Singkat
cerita, libur lebaran selama 10 hari pun berakhir, seminggu kemudian tepatnya
tanggal 17 Juli kami kembali ke Rindam, pas banget sama lirik yang di ajarkan
ke kami di Rindam sebelumnya, “Selamat
Datang di Rindam VI.. Lama nian kami rindukan kamu..” hahhaaha rindu… iya
rinduuuu banget sama para komandan :yaoming: rindu buat dibina dan penderitaaan
kami segera berakhir maksudnya, wkwk
Awal
datang kami disambut dengan lari, tiarap, jalan jongkok sama komandan berkumis tipis
yang keliatan sangar kayak polisi india, kami disuruh lari jongkok lari jongkok
sampai lapangan, tampang ku pucat banget kayaknya sampai-sampai ditanyain dua
orang komandan waktu itu sama kowat (komando wanita) satu-satunya disitu, “kamu
kenapa? Istirahat sana kalau sakit..”, “gak papa komandan,” kata ku, “tampang
mu itu loh, pucat..” aku tetap ikut baris, mungkin tampang ku pucat, napas
ngos-ngosan, tapi wajarlah… aku masih baik-baik saja, sebagian ada yang memilih
duduk karena berkunang-kunang dan pusing.. bahkan ada yang langsung gak bisa
berdiri habis itu.
Hari
kedua, setelah pembukaan Diklat Bintal Fisdis, penderitaan kami dimulai, selain
lari, jalan jongkok, push up, kami disuruh merayap, guling-guling di lapangan… pokoknya
nyium tanah nyium tanah deh. sumpah saat guling-guling itu dunia serasa
berputar, awan dilangit berasa muter-muter cepat banget… kami tiarap..
guling-guling lagi, merayap lagi, telentang, dan disiram kayak tanaman, tiarap
lagi.. disiram lagi… seger sih.. lumayan… wkwkwk gak tanggung tanggung, buat
nyiram kami disediakan satu mobil yang dibelakangnya kayak mobil pertamina itu
loh.. setelah itu disuruh baris berbaris, untungnya aku gak sampe muntah pas itu, padahal
yang lain pada muntah, dan pusing-pusing, aku pusingnya cuma pas guling-guling
aja, setelah itu udah gak dan gak muntah juga, Alhamdulillah deh. Kami pun buka
puasa dengan baju yang masih kotor dan napas saling berburu #hadaahhh..
awal datang |
Hari-hari
selanjutnya selain materi kelas yang mengantukkan, kami panas-panasan latihan
PBB dan PPM (peraturan penghormatan militer), ngapal yel-yel yang semakin
banyak tapi asyik karena komandan yang berkumis tipis kayak polisi india itu
jadi pembina kelas kami, bersama seorang kowat (komando wanita), dan ternyata walaupun sangar
gitu hatinya hello kitty, hehehe pokoknya Komandan Sungkana namanya, pelatih
favorit deh, walaupun pas latihan PBB aku paling sering kena tegor dan dibilang
“telo kamu..” tapi pas latihan yel-yel dia paling bisa bikin kami semangat
lagi. Trus kami juga maintering alias outbond, yang terdiri dari melewati
jembatan dua tali, jaring pendarat, flyng fox dan snapling. Paling konyol pas
flying fox, setiap mau meluncur kami harus laporan dulu, jadi pas tiba giliran
ku, kan udah teriak tuh, tapi karena aku susah nyebut R, jadinya yahh.. yang
dibawah pada ketawa semua, bayangin aja aku diatas sana teriak “LAPOR… SISWA
RISKA AMELIA SIAP MELUNCuuuurrhh”, “heh?? Laporannya mana RRRRnyaaaa?” kata
komandan yang dibelakang, mampuslah jadi bahan tertawaan satu angkatan,
kuamfrett puolll.. begitu juga saat melewati jaring pendarat, harus laporan
dulu, jadi gini,
“LAPOR,
SISWA RISKA AMELIA SIAP MELEWATI JARING PENJERAT…” bayangin sendiri deh gimana
susahnya orang cadel bilang gitu, trus lagi-lagi komandan nanya,
“mana R mu?”,
“siap,
tidak bisa komandan!”,
“jaring
penjarat apa?! JARING PENJERAT HATIMU?”,
“maaf
komandan, trus jaring apa?”
“ULANG!
Jaring PENDARAT!”,
“SIAP
komandan, Lapor.. siswa Riska siap melewati jarring pendarat..”
“Ulang,
laporannya harus ada R!”
“maaf
komandan tidak bisa..” yang lain pada ketawa, yaudaah aku ikut ketawa ajalah,
mencoba tegar itu berat pemirsahhh… :’)
“Ulang
jangan ketawa! Udah salah, ketawa lagi!” kali ini tampang komandanya sangar.
“maaf
komandan, susah..”
“apanya
yang susah??! Sudah bukan anak kecil lagi kan?!”
“bawaaan
dari lahir komandan, tidak bisa.”
“apanya?
Kamu itu jarang latihan aja.. coba RRRRRR…”
Benar-benar
gak berperasaan komandan ini! Aku masang tampang melas sememelas melasnya yang ku bisa hingga penderitaan itu pun berakhir dan aku bisa melewati jaring
penjerat, eh pendarat.
Yang
terakhir, snapling, yaitu melewati dinding dengan satu tali arah turun, ini
yang paling bikin deg-degan gilaaaa, tapi ternyata biar lepas tangan pun gak
bakalan jatuh, pokoknya kayak di film-film agen rahasia itu loh yang turun
melewati gedung pencakar langit biasanya gitu kalo di film, bener-bener seru
dan sayang banget kalau gak dicoba semuanya, mumpung disitu dan gratis, hahhaa
Hari-hari
selanjutnya gak kalah seru, selain latihan PBB dan PPM siang hari, sorenya kami
latihan kerja sama tim, lebih ke seru-seruan sih ini, bikin kelompok sesuai
bulan lahir, tapi nyarinya sambil menirukan nama suara binatang yang berawalan
hurup sesuai tanggal lahir, jadi karena aku lahir bulan September dapatnya huruf S yang dijadikan Sapi, setelah ketemu kelompoknya kami bikin yel-yel… yel-yel kelompok kami yang terdiri dari 6 orang sama-sama bulan
September, gini liriknya (pakai nada lagu J-Rock, Ceria.. berawal dari hari ini ku dendangkan) “Kami kelompok September… maju terus pantang
mundur… disini kami belajar.. demi PJBS… September ceriaaaa…
Mwooooooooo..” udah gitu doang :V
Setelah itu kami dibagi lagi jadi 4 kelompok dan lomba main berbagai permainan yang menguji kekompakan lah pokoknya.
Setelah itu kami dibagi lagi jadi 4 kelompok dan lomba main berbagai permainan yang menguji kekompakan lah pokoknya.
Tibalah
malam jumat, dimana jadwal kami adalah caraka malam, caraka malam adalah
kegiatan menyampaikan berita kepada orang yang dituju dengan melewati berbagai
pos, yaah jurit malam lah kalau di pramuka. Intinya tujuan dari caraka malam adalah jangan sampai 'pesan rahasia' yang kami bawa bisa dikorek musuh selama diperjalanan. Setiap ketemu orang atau pos kami punya kode 'merak' atau 'badak' dan angka2 gitu, kalau gak nyambung yah itu artinya musuh.
Beruntung para cewek boleh berdua tiap jalan, aku pun berpasangan sama Ria, kebetulan berita kami isinya sama, kami pun berangkat melewati hutan yang penuh jebakan #ah elahhh… walaupun ada pocong menggantung, udah gak kaget lagi lah… Ria sempat nanya, “apa itu?”, “ahh cuma guling doang,” kata ku.. gak jauh dari melewati pocong ada tiga tentara yang santai kaya di pantai, hedeh.. gimana mau takut -_- aku ngucap sandi “Badak..” yang harusnya dijawab “Merak” sama mereka, tapi kayaknya itu cuma tentara pos bayangan, “badak.. badak apa… terus sana..” katanya, yaudin lanjuut.. pos selanjutnya ketemu komandan Sungkana, gak diapa-apain cuma disuruh terus, disini kami ketemu temen yang juga peserta diklat, sebut aja Agus dibelakang yang jalan sendirian, kok cepet nih anak, tapi akhirnya kami bertiga barengan lah menju pos selanjutnya, ada komandan Zairul yang nyuruh mencium berbagai aroma dalam botol, ada bau balsam, jahe, bensin, hingga terasi.. banyak deh pokoknya..
Beruntung para cewek boleh berdua tiap jalan, aku pun berpasangan sama Ria, kebetulan berita kami isinya sama, kami pun berangkat melewati hutan yang penuh jebakan #ah elahhh… walaupun ada pocong menggantung, udah gak kaget lagi lah… Ria sempat nanya, “apa itu?”, “ahh cuma guling doang,” kata ku.. gak jauh dari melewati pocong ada tiga tentara yang santai kaya di pantai, hedeh.. gimana mau takut -_- aku ngucap sandi “Badak..” yang harusnya dijawab “Merak” sama mereka, tapi kayaknya itu cuma tentara pos bayangan, “badak.. badak apa… terus sana..” katanya, yaudin lanjuut.. pos selanjutnya ketemu komandan Sungkana, gak diapa-apain cuma disuruh terus, disini kami ketemu temen yang juga peserta diklat, sebut aja Agus dibelakang yang jalan sendirian, kok cepet nih anak, tapi akhirnya kami bertiga barengan lah menju pos selanjutnya, ada komandan Zairul yang nyuruh mencium berbagai aroma dalam botol, ada bau balsam, jahe, bensin, hingga terasi.. banyak deh pokoknya..
“kok
kalian bisa bareng?” Tanya komandan.
“siap,
tadi ketemu di pos sebelumnya komandan,”
“lahh
kan jaraknya jauh, waktu nya juga lumayan lama..”
“siap,
tidak tau komandan, tiba-tiba dia (agus) langsung nyusul tiba di pos komandan
sungkana..”
“saya
jalannya cepat komandan” jawab agus.
“jangan-jangan
lari ya gus?” tanya ku
“wah
iyaa nih, pasti lari kalau gitu..” kata komandan
“siap,
tidak komandan..” jawab agus.
Yahh
walaupun agus gak ngaku kalau lari, kami pun lanjut jalan dengan disuruh
pegangan pada tali yang sudah dipasang, semakin ke dalam hutan semakin sempit
dan gelap, kami melewati pos selanjutnya yaitu pos musuh, disana ada komandan
Ahmad Yani (tepatnya sih suaranya doang)
“kalian
bawa apa itu?” tanyanya
“badak..”
ku bilang, dia tidak menjawab.
“bawa
apa heh..?”
“badak…
badak…” kami berlalu gitu aja, karena gak dijawab kaan, dan disitu semerbak bau
kemenyan.
Semakin
jauh kami berjalan, semakin sempit dan gelap, aku dan Ria berpegangan tangan
semakin erat, dari awal kami emang pegangan aja, ku cengkram baju belakang
Agus karena jalannya cepat, kalau gak digituin kami bisa ketinggalan.. tibalah
kami di pos selanjutnya yang ngasih permen dan minum, kami disuruh langsung
duduk tanpa mengucapkan sandi, jelas pos musuh itu, tapi karena banyak
teman-teman yang duluan berangkat juga udah pada duduk disitu jadi yah ngikut
aja.
“siapa
ini? Ohh yang R-nya hilang ya?”
“siap,
Riska komandan,”
“sama
siapa?”
“Ria
komandan”
“loh
kok bertiga?”
“tadi
ketemu di pos sebelumnya komandan,”
"mau permen? mau minum? haus gak?"
"boleh komandan.."
"mau permen? mau minum? haus gak?"
"boleh komandan.."
Kami
pun dikasih minuman mineral dan permen, trus ditanyain deh emangnya sebelum berangkat gak dikasih tau gimana aturan caraka
malam, kalau gak boleh nerima makan atau minum dari musuh, karena dengan begitu
kami mati, berita tak tersampaikan, tapi karena emang gak ada, kami jawab aja
kalau gak dikasih tau aturan itu, mungkin komandannya juga lupa, wkwk alhasil
kami juga gak bisa dihukum kan, gak jadi mati deh, hahhaa
“yaudah
sana lanjut jalan.. kali aja kamu menemukan R mu yang hilang itu,”
“siap,
komandan!”
Aku
dan ria melanjutkan perjalanan lagi, tanpa agus.. singkat cerita kami ke pos
selanjutnya yang biasa aja, dan pos terakhir yaitu pos kowat komandan heni
untuk menyampaikan berita, lagi-lagi disini dikerjain dengan masalah huruf R,
hedehhh.. gak papa lahh yang penting selamat.. daripada gagal menyelesaikan misi alias pesan rahasianya kebongka selama ditengah perjalanan, orang-orang kurang beruntung ini dapat hukuman manjat pohon tanpa seragam (yang untungnya cowok semua tuh yang kena), dan dapat gelar kehormatan sebagai pasukan kelelawar, wkwkwk
Selesai misi nyampein berita alias pesan ke komanan Heni, menunggu kedatangan yang lain kami pun nongkrong di kantin, udah gitu doang, wkwkwk caraka malam berakhir hingga pukul 10 an malam, kami pun istirahat. Saat itu aku curiga knpa caraka malamnya gak begitu greget, khawatir juga klo itu cuma simulasi, jangan-jangan ntar tengah malam kami dibangunin lagi, jadi buat antisipasi aku tidur dengan seragam lengkap, biar gak ribet ntar klo disuruh ngumpul mendadak. Dan benar saja saat lagi tiduran tepat jam 12 malam alarm point berbunyi, saat alarm point bunyi semua lampu dimatikan dan kami harus segera lari ke lapangan dengan seragam lengkap dan tiarap dibawah pohon masing-masing yang sudah dikasih tau pada hari pertama. Pakaian ku udah lengkap secara tidur pake seragam wkwkwk.. tapi tetep aja kelupaan pake topi :hammer: kami yang gak lengkap di hukum push up aja sih. Karena seragam kami ada garis-garis nya yang bisa 'nangkap' cahaya gitu, alhasil klo malam yang keliatan cuma cahaya dari baju-baju kami, jadi kayak kunang-kunang gitu klo malam, hahaa
Selesai misi nyampein berita alias pesan ke komanan Heni, menunggu kedatangan yang lain kami pun nongkrong di kantin, udah gitu doang, wkwkwk caraka malam berakhir hingga pukul 10 an malam, kami pun istirahat. Saat itu aku curiga knpa caraka malamnya gak begitu greget, khawatir juga klo itu cuma simulasi, jangan-jangan ntar tengah malam kami dibangunin lagi, jadi buat antisipasi aku tidur dengan seragam lengkap, biar gak ribet ntar klo disuruh ngumpul mendadak. Dan benar saja saat lagi tiduran tepat jam 12 malam alarm point berbunyi, saat alarm point bunyi semua lampu dimatikan dan kami harus segera lari ke lapangan dengan seragam lengkap dan tiarap dibawah pohon masing-masing yang sudah dikasih tau pada hari pertama. Pakaian ku udah lengkap secara tidur pake seragam wkwkwk.. tapi tetep aja kelupaan pake topi :hammer: kami yang gak lengkap di hukum push up aja sih. Karena seragam kami ada garis-garis nya yang bisa 'nangkap' cahaya gitu, alhasil klo malam yang keliatan cuma cahaya dari baju-baju kami, jadi kayak kunang-kunang gitu klo malam, hahaa
Keesokan
harinya dengan kegitan yang gak kalah seru, belajar PBM yaitu Pelatihan Beladiri
Militer.. dan malamnya lanjut selamatan tasyakuran kami dengan membaca yasiin dan
ramah tamah, lagi-lagi yang jadi MC ane, sebelumnya di Unit acara halal bihalal juga
ditunjuk jadi MC tanpa hak menolak, entah kenapa mereka doyan liat aku susah payah
nyembunyiin huruf R keknya, ckck setelah syukuran lanjut dengan acara malam
inagurasi, dimana kami mengelilingi api unggun sambil hujan-hujanan, mencium
bendera diiringi puisi yang mendayui-dayu diiringi musik dari lagu nyanyian pulau kelapa, kemudian disiram
dengan air rendaman melati, cukup sakral dan hikmat lah.. karena aku gak pernah ikut
pramuka, jadi ini yang pertama.
Keesokan
harinya gak kerasa udah hari penutupan aja, dimana kami pulang ke pulang pisau,
oke blunder..
Ada suasana gembira, semangat saat nyanyi yelyel sebagai persembahan terakhir kami, dan haru juga, sampe ga bisa nahan tangis saat salam-salaman sama para komandan, gak tau kenapa kok bawaannya sedih aja saat perpisahaan itu, awalnya sih biasa aja, tapi pas liat sekeliling kok bnyak yang nangis, jadinya ikutan deh... mungkin terbawa susana, hahaa
Berikut deh saksi bisu kegiatan kami selama di Rindam
Akhir kata, Terimakasih Rindam VI Mulawarman, Banjarbaru, Kalsel.
Sekian.
Ada suasana gembira, semangat saat nyanyi yelyel sebagai persembahan terakhir kami, dan haru juga, sampe ga bisa nahan tangis saat salam-salaman sama para komandan, gak tau kenapa kok bawaannya sedih aja saat perpisahaan itu, awalnya sih biasa aja, tapi pas liat sekeliling kok bnyak yang nangis, jadinya ikutan deh... mungkin terbawa susana, hahaa
Berikut deh saksi bisu kegiatan kami selama di Rindam
suasana ketika makan |
harus habis dalam hitungan 5... 4... 3... 2... 1 |
Jaring Penjerat, eh pendarat |
snapling |
biksu shaolin, wkwkwk |
Pelajaran Beladiri Militer |
JASSS!! |
flying fox |
suasana kelas |
pelajaran baris berbaris |
Add caption |
penghormatan militer |
games |
masih games |
apel siang |
horsa horsa horsa..! |
turunnnnn |
ngerasain jadi ikan kering dulu |
keliatannya mudah, tapi lama kelamaan berat |
masih beladiri |
malam syukuran dan ramah tamah |
Pasukan Kunang-Kunang |
Suasana Malam Inagurasi |
Diguyur dulu |
bercampur hujan |
Upacara Penutupan |
Akhir kata, Terimakasih Rindam VI Mulawarman, Banjarbaru, Kalsel.
Sekian.
0 komentar:
Posting Komentar