Pages

4.03.2015

AH…. DILAN!!

Dilan adalah sebuah nama. Nama laki-laki. Laki-laki baru yang ku tau beberapa hari yang lalu, dari seorang teman.
Ah… Dilan, aku jatuh cinta. Ke siapa? Ke kamu. Iya kamuuu…
Tapi sayang kamu udah punya Milea ya? Haha
Benar aku iri dengan Milea.
Aku tau semuanya, semua tentang kamu dari Milea. Dia menceritakannya dengan indah, membuat ku tersenyum kemudian tertawa, membuat ku bergumam “ah.. Dilan!!” begitu terus setiap aku merasa kagum kepada kamu, dan cerita yang disuguhkan Milea kepada ku. Apa dia menceritakan segala tentang mu dengan sangat berlebihan? Ku rasa iya, bisa jadi. Nyatanya kamu hanya seorang lelaki biasa kan, kamu bukan jagoan, dan ada banyak yang lebih tampan dari kamu seperti Nandan, Kang Adi dan Beni yang juga diceritakan Milea, jadi ku simpulkan bahwa kamu biasa-biasa saja. Iya, Milea juga bilang kamu biasa-biasa saja, kamu bukan orang hebat, dan tidak pernah merasa hebat, tapi dia selalu senang bertemu dengan mu.



Iya, Milea pasti sudah berlebihan menilaimu, semua yang dia katakan baik dan terdengar luar biasa, itu semata karena dia mencintai mu. Tapi aku tau Dilan, walaupun hal-hal yang kamu lakukan sederhana, tapi itu cukup, cukup membuat wanita yang kamu suka merasa bahagia hanya dengan ada kamu di hidupnya. Ah Dilan… karena kamu, jadi seru rasanya hidup di bumi, itu kata Milea.
Milea bilang, kamu juga manusia yang punya kekurangan dan kelebihan, tapi rasanya kamu lebih sering menunjukan kelebihan kamu melalui perbuatan. Dan kekurangan kamu Dilan, cuma bisa di omongkan ketimbang dirasakan.

Ah.. Dilan!!
Aku senang sekaligus iri tau cerita kalian. Cerita kamu dan Milea.
Dan kamu tau Dilan, ku rasa semua lelaki harus tau kamu. Bukan, bukan biar mereka juga jadi suka sama kamu. Tapi biar mereka tau bagaimana memperlakukan wanita dengan tetap jadi diri sendiri.
Tapi Dilan, cerita kalian belum selesai, Milea menunda untuk menceritakannya, dia bilang lain waktu, di buku kedua, jadi baiklah, lain waktu buku kedua akan ada digenggaman ku, untuk kembali menyimak kisah kamu dengan Milea. Walaupun jujur saja, aku curiga akan akhir cerita kalian. Aku juga penasaran, dan entah kenapa takut.. takut akhirnya tidak sesuai harapan ku, dan juga harapan Milea waktu itu.

Ah.. Dilan!!
Kamu keren. Bukan karena penampilan mu. Tapi karena kepribadian mu dan apa yang kamu lakukan membuktikan itu.
Senang sudah tau kamu, dan membuat ku diam-diam berdialog dalam hati, “Tuhan kalau benar ada orang seperti Dilan di Bumi ini, aku pesen satu!”
Tapi jangan ge-er dulu Dilan, ini bukan pertama kalinya aku begitu, ketika tau tentang Arai, tokoh yang diceritakan Andrea Hirata, aku juga seperti itu. Ah.. kalian, apa hanya ada dalam cerita fiksi?

Hmm.. Dilan, yang kamu lakukan sebenarnya sangat sederhana. Tak perlu banyak kata, kamu menunjukan bahwa cinta itu ada, lewat perbuatan, rasa nyaman, kepercayaan dan dukungan. Tidak berlebihan kalau ku katakan, kamu mencintai wanita dengan cara yang tepat.
Buat Milea, kamu cantik dan beruntung, terimakasih sudah bercerita, membuat ku tersenyum dan tertawa sendirian, membuat ku “déjà vu” dengan emosi yang pernah ku rasakan, walaupun pasti tidak sama dengan yang kamu pernah rasa, tapi aku bisa mengerti dan maklum.. aku tidak sabar lagi menyimak cerita kamu selanjutnya dengan Dilan.
Iya.. Dia adalah Dilanmu tahun 1990.
ku tunggu ya, Milea..
Makasih buat Restia yang udah pinjamin buku ini

0 komentar:

Posting Komentar