Ah… Dilan, aku jatuh cinta. Ke siapa? Ke
kamu. Iya kamuuu…
Tapi sayang kamu udah punya Milea ya? Haha
Benar aku iri dengan Milea.
Aku tau semuanya, semua tentang kamu
dari Milea. Dia menceritakannya dengan indah, membuat ku tersenyum kemudian
tertawa, membuat ku bergumam “ah.. Dilan!!” begitu terus setiap aku merasa
kagum kepada kamu, dan cerita yang disuguhkan Milea kepada ku. Apa dia
menceritakan segala tentang mu dengan sangat berlebihan? Ku rasa iya, bisa jadi.
Nyatanya kamu hanya seorang lelaki biasa kan, kamu bukan jagoan, dan ada banyak
yang lebih tampan dari kamu seperti Nandan, Kang Adi dan Beni yang juga
diceritakan Milea, jadi ku simpulkan bahwa kamu biasa-biasa saja. Iya, Milea
juga bilang kamu biasa-biasa saja, kamu bukan orang hebat, dan tidak pernah
merasa hebat, tapi dia selalu senang bertemu dengan mu.
Iya, Milea pasti sudah berlebihan
menilaimu, semua yang dia katakan baik dan terdengar luar biasa, itu semata karena
dia mencintai mu. Tapi aku tau Dilan, walaupun hal-hal yang kamu lakukan
sederhana, tapi itu cukup, cukup membuat wanita yang kamu suka merasa bahagia
hanya dengan ada kamu di hidupnya. Ah Dilan… karena kamu, jadi seru rasanya
hidup di bumi, itu kata Milea.
Milea bilang, kamu juga manusia yang
punya kekurangan dan kelebihan, tapi rasanya kamu lebih sering menunjukan
kelebihan kamu melalui perbuatan. Dan kekurangan kamu Dilan, cuma bisa di omongkan
ketimbang dirasakan.
Ah.. Dilan!!
Aku senang sekaligus iri tau cerita
kalian. Cerita kamu dan Milea.
Dan kamu tau Dilan, ku rasa semua
lelaki harus tau kamu. Bukan, bukan biar mereka juga jadi suka sama kamu. Tapi biar
mereka tau bagaimana memperlakukan wanita dengan tetap jadi diri sendiri.
Tapi Dilan, cerita kalian belum
selesai, Milea menunda untuk menceritakannya, dia bilang lain waktu, di buku
kedua, jadi baiklah, lain waktu buku kedua akan ada digenggaman ku, untuk
kembali menyimak kisah kamu dengan Milea. Walaupun jujur saja, aku curiga akan
akhir cerita kalian. Aku juga penasaran, dan entah kenapa takut.. takut
akhirnya tidak sesuai harapan ku, dan juga harapan Milea waktu itu.
Ah.. Dilan!!
Kamu keren. Bukan karena penampilan
mu. Tapi karena kepribadian mu dan apa yang kamu lakukan membuktikan itu.
Senang sudah tau kamu, dan membuat ku
diam-diam berdialog dalam hati, “Tuhan kalau benar ada orang seperti Dilan di
Bumi ini, aku pesen satu!”
Tapi jangan ge-er dulu Dilan, ini
bukan pertama kalinya aku begitu, ketika tau tentang Arai, tokoh yang
diceritakan Andrea Hirata, aku juga seperti itu. Ah.. kalian, apa hanya ada
dalam cerita fiksi?
Hmm.. Dilan, yang kamu lakukan sebenarnya
sangat sederhana. Tak perlu banyak kata, kamu menunjukan bahwa cinta itu ada,
lewat perbuatan, rasa nyaman, kepercayaan dan dukungan. Tidak berlebihan kalau
ku katakan, kamu mencintai wanita dengan cara yang tepat.
Buat Milea, kamu cantik dan beruntung,
terimakasih sudah bercerita, membuat ku tersenyum dan tertawa sendirian,
membuat ku “déjà vu” dengan emosi yang pernah ku rasakan, walaupun pasti
tidak sama dengan yang kamu pernah rasa, tapi aku bisa mengerti dan maklum..
aku tidak sabar lagi menyimak cerita kamu selanjutnya dengan Dilan.
Iya.. Dia adalah Dilanmu tahun 1990.
ku tunggu ya, Milea..
Makasih buat Restia yang udah pinjamin buku ini |
0 komentar:
Posting Komentar