Pages

6.03.2021

A WHOLE NEW WORLD

Wahhh.. udah setahun lebih ini blog ga ditengok-tengok, udah banyak debu dan sarang laba-laba nya nihh ibarat sebuah rumah. Kalau ada penghuninya pasti bakal bilang 'thank you for checkin up on me' dengan mata berkaca-kaca.. wkwk you're welcome :)

Terakhir aku nulis disini dengan kondisi yang berbeda, menyibukan diri dengan hobi dan kebiasaan lama, yang sebenarnya waktu itu lagi gamang aja mau ngapain, wkwk

Dan sekarang aku kembali dengan dunia baru yang sangatttt sangatt panjang kalau diceritakan tiap detailnya disini, dan aku juga ragu apa punya waktu untuk itu. Nah loh, bukannya sekarang udah punya waktu? buktinya mulai nulis blog... yhaa sekarang emang kerjaan kebetulan udah beres aja, dan semua orang pada sibuk masing-masing. Tinggal aku sendiri di ruangan berteman sepi, hilihh 😂

Setahun terakhir, tentu banyak perubahan yang terjadi dong, iyaaa salah satunya kini aku udah jadi seorang istri, percaya gaaa? percaya kaann? hahaa... seorang teman yang udah lama gak ketemu selalu bilang kalau dia masih ga percaya kalau aku sekarang udah menikah dan jadi seorang istri, aku yang dulu dikenal kekanak-kanakan dari segi perilaku (bukan dari segi sifat yaa 😋), yang selalu melakukan hal-hal konyol bin bodoh, sekarang udah punya rumah tangga sendiri. It's hardly believe it.

Cerita awal mula ketemu sama suami dan akhirnya ke jenjang pernikahan pun cukup panjang untuk diceritakan disini walaupun aku mau cerita lewat tulisan, mungkin nanti bisa aja kalau ketemu waktu dan mood yang pas. Sebenarnya ga panjang juga sih perjalanan kami menuju halal, less than one year! Ketemu (yang benar2 ngobrol) di bulan februari, bulan mei mulai dekat, dan akhir tahun sudah akad. Sederhana bukan? that's it. Jodoh dan rezeki memang semisterius itu, kalau emang sudah waktunya yaa udah, terjadi aja. Sungguh Allah sebaik-baiknya pengatur.

Terus gimana testimonial sebagai seorang istri selama 5 (lima) bulan terakhir? hmm 5 bulan terlalu singkat bukan untuk menilai sesuatu?

yang jelas menurutku ini adalah awal dari perjalanan panjang karena menikah adalah ibadah seumur hidup, sekarang tidak hanya tentang diriku, keluargaku, tapi juga suami dan keluarganya, kami telah menjadi satu kesatuan. Punya cita-cita dan visi misi bersama yang harus diwujudkan. Rasanya jadi lebih bersemangat, punya pendamping hidup yang satu frekuensi dan punya mimpi bersama.

Walaupun kadang juga ada hal-hal yang berbeda dari segi pemikiran, sudut pandang, dan lain-lain, tapi ya itu wajar, perbedaan selalu ada di tiap manusia, apalagi setiap karakter, sifat, dan kebiasaan setiap orang dipengaruhi oleh lingkungannya, orang-orang disekitarnya, pengetahuan dan pemahamannya, pengalamannya, itu lah yang membentuk seseorang. Jadi menurutku ga ada manusia di dunia ini yang bener-bener cocok 100%, yang ada adalah manusia yang mampu menerima setiap perbedaan dan menjadi pasangan yang mengisi satu sama lain.

Logis bukan?

Dari awal kenal, aku merasa satu frekuensi dengan suami, dari obrolan kami, bercandaan kami, dan karakteristik kami yang ga terlalu sama tapi juga gak terlalu berbeda. Intinya aku merasa dengannya aku bisa menjalani hidup bersama, menjadi partner, teman hidup, pasangan, sahabat bahkan kadang-kadang jadi musuh yang bisa saling bersebrangan pendapat tapi kemudian baikan lagi, itu lah pentingnya cari pasangan yang enak diajak ngobrol, diskusi bahkan berdebat sekalipun (asalkan ga debat kusir). Karena mulai sekarang hingga saat tua nanti menurutku yang penting (salah satunya) adalah komunikasi. Seperti sebuah nasihat yang pernah ku baca :

Jadi gituuu. Selain itu dalam menentukan pasangan pastinya yang terpenting dan utama diliat dari agama, akhlak, skill dan tanggung jawab. Skill disini maksudnya skill untuk bertahan hidup wkwk iyaa kalau ga punya kemampuan bertahan hidup di dunia yang penuh tantangan ini, tentu akan mudah menyerah wkwkwkwk apasiih 😆

Bahasa banjarnya tuh harus cangkal, soalnya manusia kalau kada cangkal behinak gin bisa is dead, ya thooo? 

Nah kan sampai keluar bahasa ibu wkwk I mean, dalam menilai seseorang apalagi yang bakal dijadiin calon ayah dari anak-anak kita tuh juga diliat dari kerja kerasnya gitu, sampai sini paham yaa.. pahammm aja deh (bingung jelasin ke diri sendiri jugak 😅)

Skip

Lanjut ke topik tentang suka dukanya di 5 bulan terakhir, yaaa.. namanya juga masih seumur anak jagung, yang pasti lebih banyak suka nyaa lah.. tapi semoga aja sampai nanti lebih banyak suka nya, aamiin aamiin aamiin

Sekarang itu lebih banyak belajar sih, karena masih masa transisi. Salah satunya belajar memahami, belajar sabar, karena sekarang tuh kyk apa-apa maunya sama suami. Karena ya emang merasa cuma suami temen yang paling deket, yang harus selalu ada. Padahalkan suami juga punya kesibukan lain. Dulu pas masih sendiri aku mikir kalau udah nikah gak mau ketergantungan sama suami, tetep mau apa-apa ngelakuin sendiri. Tapi ternyata, setelah dikaji dari segi ilmu berumah tangga, suami istri itu emang baiknya harus saling merasa ketergantungan satu sama lain, tapi yang sifatnya ga merugikan dan gak berlebihan yaa.. karena apapun yang berlebihan itu sifatnya ga baik, pkoknya yang masih ngotak lah, ya kaaann... maksdunya tergantung disini dalam hal positif aja yaa, kalau udah berlebihan apalgi secara emosional itu udah gak sehat keknya.

Nah disini aku juga masih belajar, gimana ketergantuangan yang masih batas wajar, yang mana enggak. Karena jujur, kadang kalau suami kerja trus aku libur dan sendirian di rumah tuh rasanya kayak ada yang kurang, sepi lebih kerasan.. trus bosen jugaa.. bingung mau ngapain.. padahal kan pas libur maunya quality time bareng gitu, tapi yang namanya suami gak sama kerjanya, kalau diriku libur belum tentu dia libur juga, jadi yaa gitu.. kadang pundung sendiri, apalagi kalau suami pulangnya larut malam, udah ketiduran sendiri, tapi sebelum tidur yaa pundung duluu, huhu sedih aja gitu, waktu terasa begitu lambat kalau lagi sendiri.

Heran juga sih, kenapa jadi sedramatis itu, padahal sebelumnya pas belum nikah ya biasa aja sendirian maah, paling cari kesibukan, nonton drakor atau film, sekarang masih nonton sih tapi ya tetep aja kadang tuh bosen juga ngeliatin hape mulu, sedangkan cewe kan menurut penelitian dalam sehari tuh rata-rata ngeluarin 200 ribu kata, per hari lohh.. dua ratus... RIBU.. kata, jadi kayak gak plong gitu kalau seharian gak ada ngobrol, bayangin aja cuma ketemu pagi doang pas nganter kerja, trus malamnya kadang ketemu kadang gak, karena suami ku keseringan kerjanya malam.

Kadang mikir juga, kok aku jadi sedih gini ya, mau gimana lagi, kan dia keluar buat kerja, bukan buat main-main atau jalan-jalan, harusnya kasih support dan dukung terus dong, tapiii yaa itu, kayak kurang ajaa waktunya buat sama-sama, hal yang paling gak enak adalah rasa bosan dan sepi yang melanda sihh saat sendirian. Atau pas sama-sama juga kadang sibuk sama hp, bukannya ngobrol. Gak selalu gitu sih, cuma yaa ada lah, namanya juga kadang-kadang. Kalaupun pas libur nih yaa dia gak kerja, waktunya dipake buat istirahat alias tidur, ya ga bisa juga dilarang secara kasian juga kalau kurang tidur, huhuu dilematis lah pokoknya.

Jadi kadang kalau jalan ke Banjarmasin itu dimanfaatin buat ngobrol, selama di jalan, atau pas makan bareng, ya gitu lah masih banyak yang bisa disyukurin sih sebenarnya. Kalau sifat dan sikap tentunya semua oarng juga punya kekurangan dan kelebihannya masing-masing, ga jarang aku masih ngerasa sebal atau kesal dengan kebiasaan buruknya, tapi gak bisa dipungkiri aku juga punya kebiasaan buruk yang masih belum bisa diubah.

Intinya menurut aku, sebagai pasangan yang baik, saat terjadi konflik, lebih baik intropeksi diri masing-masing, dan sadar akan kebiasaan buruk yang dipunya, menelusuri penyebab masalah, apa yang bisa ditoleransi pasangan dan apa yang gak. Dengan adanya kesadaran itu, diniatkan buat jadi lebih baik, yaa paling gak meminimalisir dampak buruk yang akan terjadi kedepannya lah. Definisi dewasa sih itu, in my opinion sih yaa. Walaupun sebagai manusia pasti punya ego masing-masing ya kann.. tapi itu tergantung lagi cara kita menempatkan ego dan emosi, karena notabennya setiap manusia emang dilahirkan dengan itu semua.

Sekali lagi aku juga masih belajar, secara ini kan masih baru banget dalam dunia rumah tangga, dunia yang sepenuhnya berbeda dari dunia ku yang sebelumnya masih single, ibarat mengenyam pendidikan ya baru semester awal, masih maba alias mahasiswa baru, jadi pasti lebih banyak yang harus dipelajari untuk tahun tahun yang akan datang. Secara hidup ini penuh dinamika, ada arus pasang dan surut, dan yang namanya hidup pasti gak terlepas dari masalah. Yang perlu diperhatikan adalah apa yang harus kita persiapkan untuk menghadapi dan melewatinya. Tentunya dari segi mental, spiritual, dan finansial, apalagi kalau udah ngerencanain mau punya momongan, bakal banyak lagi ilmu yang harus dipelajari dan dipahami, belajar ilmu parenting, ilmu sabar, ilmu ikhlas, pokoknya perjalanan kedepan mungkin gak selalu mudah, tapi semoga aja pemandangannya indah :)

Doa ku jika Tuhan berkehendak untuk mempercayakan kami mengemban titipanNya, semoga kami nantinya jadi orangtua yang bijak, amanah, dan istiqomah dalam urusan menjaga dan memelihara titipanNya. Aaamiin

Sampai sini dulu tulisan di awal salam sapa karena lama tak berjumpa dengan blog ini, sampai jumpa nanti kalau ada waktu lagi untuk sharing cerita dan meninggalkan jejak lewat tulisan.

 

Sincerely,

My beloved self

0 komentar:

Posting Komentar