Pages

8.16.2021

Homesick : Dirgahayu My Mama

 Besok mama ku berulang tahun, iyaa.. bertepatan dengan hari jadi republik ini, 17 agustus. I feel so sad, because I can’t come home :(

Sudah satu bulan sejak terakhir kali aku pulang ke rumah, yaitu lebaran idul adha bulan lalu. Setelahnya sampai saat ini, peraturan di kantor ku menahan ku untuk tidak kemana-mana, bahkan hingga akhir bulan ini. 

Honestly, tonight I’m crying, pertama karena aku rindu, rindu yang gak bisa ku ungkapkan dengan siapapun, oleh sebab itu aku berakhir dengan membuka blog ini, karena ini lah satu-satunya tempat untu ku bisa mencurahkan hal2 yang gak bisa aku ungkapkan secara langsung.

Kedua, karena aku merasa belum cukup usaha untuk membahagiakan orangtua ku, khususnya ibu ku, yang selalu mendoakan ku dengan doa-doa baik, yang berkat doanya selalu menjaga dan meberikan dukungan untuk ku. Sungguh aku rindu untuk sekedar mendengakan curhatan dan keluh kesahnya. 

Bisa dibilang, dari kami bertiga bersaudara, aku lah yang pling dekat dengan ibu ku, mungkin karena aku bngsu, dan ibu ku sering mencurahkn perasaannya kepada ku sejak di rumah hanya ada aku yang menemaninya. Aku sungguh ga bisa menahan tangis ku, bahkan saat mengetik ini pun, rasanya menyesakkan, untuk memikirkan apa yang bisa ku lakukan untuk membuatnya bahagia.

Mama ku selalu mendoakan ku agar banyak rezky, beruntung, beriman, dan bisa menunaikan ibadah haji nantinya. Tapi aku merasa masih kurang, sebagian rizky yang ku sisihkan selama ini untuk memberinya, masih kurang… tapi ku harap, dan yang selalu ku doakan untuknya agar diberi umur yang panjang, agar disembuhkan segala penyakitnya, dan agar aku bisa membahagiakannya dengan cara apapun, jika mama ku selalu mendoakan ku agar bisa beribadah haji, maka doaku semoga nantinya Allah memberikan rezky agar aku bisa naik haji/umroh bersama dengan ibuku, ayah tiri ku, suami dan kedua mertua ku, semoga Allah swt berkenan mengabulkan, sungguh aku sangat ingin membuat orangtua ku bahagia dan bangga, juga bersyukur memiliki anak seperti kami.

Maafkan aku, mama.. jika selama ini aku belum bisa menjadi anak yang baik, tapi sungguh… aku sangat ingin jadi anak yang berbakti dan melihat kebahagiaan kedua orang tua ku, baik orang tua kandung, tiri, maupun mertua, sungguh semoga mereka semua diberikan kesehatan dan umur yang panjang. Aamii ya Allah

Maafkan aku mama, yang ga bisa mngunjugi mu sesering dulu, selain karena pandemi dan PPKM yang ketat, sekarang aku sudah bersuami, dan suami ku gak selalu bisa pulang ke Banjarmasin setiap minggu. Aku gak menyalahkan suami ku ataupun kondisi pandemi yang menyulitkan sekarang, karena semuanya terjadi atas kehendak Allah.

Begitu pula dengan garis takdir ku yang dulu gak pernah tepikirkan akan bekerja disini, dan bahkan tinggal disini seperti sekarang. Sunggu Allah sebaik-baiknya pengatur rezky, termasuk jodoh. Ternyata rezeky dan jodoh ku disini, dan alhamdulillah.. aku bersyukur untuk itu.

Hari ini, aku masih bingung memberikan apa untuk mama ku, hingga tadi sore kakak kedua ku menelpon dan menanyakan pilihan tas yang akan dibelikannya untuk mama. Aku teringat beberapa bulan lalu, saat ingin pulang kampung untuk menghadiri acara pernikahan, mama ku ingin membeli sandal untuk kondangan, tapi secara online, aku membantu chat penjualnya lewat whatsapp tapi ga sampai selesai karena slow respon, dan chat terakhirnya dibalas saat aku udah pulang ke Pulpis, otomatis mama ku ga bisa ngelanjutin proses pemesanan, karena ga tau gimana caranya. Akhirnya sampai sekarang blum beli sandal buat kondangan, pernah ku tawari suatu waktu, tapi katanya gak usah karena toh mama ku udah kondangan dan gak perlu lagi.

Jadi ku telpon lagi kakak ku dan bertanya apa dia masih di tempat yang sama, dan ternyata masih, langsung deh ku nitip sendal kek yang sering dilakukan netizen di kolom komentar, wkwkk 

Sekitar jam 8 tadi ku telpon mamaku tapi gak diangkat, mungkin sudah tidur, jadi besok aja kali yaaa ku telpon lagi untuk ngasih tau titipan ku untuk mama.

Tuhan, please… jaga dan lindungi mama ku dimana pun dia berada, jauhkanlah dia dari segala mcam penyakit dan sembuhkanlah dia dari penyakitnya yang sudah Engkau beri, ampunilah dosa-dosanya, sehatkan lah dia, selamatknlah dan jauhkan lah dari segala macam bahaya, Ya Allah.. ku mohon dengan sangat, ijinkan aku dan saudari2 ku menjadi anak yang berbakti, membahagiakan dan membanggakan bagi mama kami, karena sungguh hanya Engkau yang bisa membalas perjuangan dan pengorbanan yang telah dilakukannya untuk kami, setiap tetes peluh dan darah yang telah mama kami keluarkan, sungguh menjadi saksi betapa besarnya kasih sayang seorang Ibu.

Ku mohon dengan sangat, panjangkanlah umurnya dan berikannlah kenikmatan hidup yang penuh berkah dan rahmat untuk ibuku, ibuku, ibuku… aamiin ya Rab :’)


Pulang pisau, 12.20 am

Read More..

6.09.2021

Beropini : Tentang Mereka yang Tergerus Haknya

Tulisan ini didasari oleh kegelisahan pribadi yang muncul setip membaca berita tentang hewan liar yang eksistensinya mulai terancam.

Beberapa hari lalu sempat melihat postingan di Instagram saat jemari ini sibuk scroll and scroll, tentang punahnya Badah Putih Utara setelah bertahan selama 55 juta tahun di planet ini. Walaupun setelah ku telusuri lagi berita terkait, masih tersisa 2 batak betina yang merupakan Ibu dan anak, dan para ilmuan udah behasil mengembangkan embrionya dari sperma badak putih utara jantan terakhir yang udah meninggal, jadi gitu lah, masih ada kemungkinan untuk ga jadi punah dan menghasilkan spesies yang sama.

Fakta yang bikin miris, penyebab dari kepunahan yang mengancam spesies ini tak lain dan tak bukan karena keserakahan manusia, secara badak ini bukan lah spesies lemah yang jadi mangsa, karena ukurannya besar dan kulitnya tebal membuatnya gak jadi incaran para predator alias tidak masuk sebagai spesies yang punya banyak musuh. But human? yaa, masih maraknya perburuan cula badak menjadi ancaman serius buat Badak ini.

Hari ini, tak sengaja membaca artikel di portal berita online tentang mengusir Ular yang masuk ke rumah dan cara membedakan ular berbisa dan tidak. Menurut ku ini perlu karena disini tak jarang kejadian ular masuk rumah. Kejadian serupa pun turut menghiasi artikel yang ku baca yaitu penyebab ular masuk rumah karena habitatnya yang kian terganggu karena dampak munculnya perumahan dan pembangunan. Kalau dilihat dari sudut pandang Ular, tentu sangat menyedihkan bagi mereka saat habitatnya mulai berkurang, ku rasa ular yang masuk ke rumah mungkin juga karena gak sengaja alias nyasar. Walaupun ular merupakan spesies yang menggelikan (jijik) sekaligus membahayakan (jika berbisa), bahkan saat melihatnya membuat tubuh bergidik, tapi ga ada salahnya jika kita mengusir tanpa membunuhnya bukan? walaupun kalau dari segi agama dianjurkan buat membunuh ular, tapi menurut ku itu mau gak mau dilakukan kalau emang sudah menyangkut keselamatan dan emang ularnya membahayakan.

Lepas dari laman berita online itu, tangan ku beralih dari mouse ke handphone, aku pun kembali scrolling feeds IG. Lagi-lagi aku menemukan postingan tentang Orangutan yang masuk ke pemukiman penduduk, tepatnya di daerah Kalimantan Timur, Penajam Paser Utara. Postingan yang dilengkapi dengan video tersebut memperlihatkan seekor Orangutan yang besar dan nampak tidak berbahaya, karena saat didekati penduduk dia nampak pasif, justru memakan pisang yang diberikan oleh warga, sepertinya dia kelaparan. Bisa dipastikan Orangutan ini sedang tersesat dan mencari makan hingga ke pemukiman. Sedih ga sih? Sedih lah, masa nggak.

Oragutan yang masuk ke pemukiman penduduki di Penajam

Jauh di lubuk hati dan pikiran ku meratap, bukan kah Bumi ini diciptakan bukan hanya untuk manusia?

Kembali memori tentang sebuah artikel yang pernah ku baca setahun silam muncul lagi, artikel tentang kejadiaan naas yang menimpa seekor gajah di India. Seekor gajah tersebut sedang hamil dan dia lapar, kemudian penduduk desa memberinya sebuah nanas, Sang gajah pun memakan nanas itu, tapi apa yang terjadi? Nanas itu meledak dalam mulutnya. Ternyata terdapat petasan yang sengaja diselipkan didalam nanas yang diberikan oleh manusia berakal dan yang seharusnya memiliki hati nurani. Sang gajah pun pergi ke arah sungai karena sebatas akal yang dimilikinya, mulutnya merasakan rasa panas yang sangat, dan air lah tempatnya menuju untuk sedikit mengurangi perih luka bakar yang dideritanya. Gajah itu berendam di sungai selama berhari-hari hingga ajal pun menjemputnya, ya Sang Gajah mati perlahan, mungkin karena tak kuat menahan rasa sakit yang tak terhingga dan rasa lapar yang mendera, Tuhan pun tak tega melihat makhluknya begitu menderita akibat perbuatan manusia. Gajah pergi menemui sang pencipta bersama anak dalam kandungannya.

Jujur, saat membaca berita itu setahun lalu, aku gak kuasa buat menahan air mata. Ya, aku menangisi nasib seekor gajah yang tak pernah ku lihat di negeri yang tak pernah ku pijak. Geram sekali rasanya, tak henti mengutuki perbuatan biadab yang dilakukan oleh kaum ku sendiri. Kasus ini bener-bener potret kekejaman manusia yang bagiku gak bisa dimaafkan, dan gak bisa ku lupakan. Bahkan jika menengok kembali beritanya dan banyaknya ilustrasi yang menggambarkan penderitaan Sang Gajah bersama anak dalam perutnya, mata ku masih berkaca-kaca.





Sungguh malang, sungguh kasian, tak habis pikir kenapa manusia yang dikatakan punya akal yang sempurna mampu menyakiti makhluk lain yang tak berdosa, yang mana juga adalah makhluk Tuhan, yang punya nyawa dan hak untuk hidup. Kasus gajah ini bukan lah kali pertama yang ku baca menegenai kejinya manusia, seekor sapi pun mengalami hal yang sama. Aku lupa kejadiannya dimana, yang jelas hati ku ikut sakit saat membacanya, seekor sapi yang mulutnya rusak karena memakan adonan gandum yang juga berisi petasan didalamnya, apa salah mereka? Kesalahan mereka cuma satu, percaya kepada manusia. Memalukan :(

Sekali lagi, bukan kah bumi diciptakan bukan hanya untuk manusia?

Ada kehidupan lain di dalamnya, ada tumbuh-tumbuhan dan hewan. Bayangkan, apa yang terjadi pada bumi ini jika manusia tidak ada? Semuanya akan baik-baik saja, bahkan kelestarian bumi pun tetap terjaga. Bukan kah dalam sejarah islam, malaikat pernah berkata kepada Tuhan, bahwa manusia hanya bisa membuat kerusakan di muka bumi, dan kenyataan membuktikan bahwa malaikat benar, tapi Tuhan Maha Benar, Dia menciptakan manusia untuk bertaqwa kepada Nya, sebagian yang lain lah yang membuat kerusakan, dan itu cukup merugikan makhluk lainnya. Tapi sungguh hal sekecil apapun tak luput dari sepengetahuan Allah swt. Bahkan daun yang jatuh pun tak luput dari takdirNya.

Ya, sebagai manusia yang gak punya daya dan upaya selain ijinNya, pemikiran tentang semuanya telah diatur oleh Allah cukup membantu meredakan emosi ku tentang kerusakan yang dibuat manusia. Tuhan Sang Pemilik segalanya lebih berkuasa untuk memberikan konsekuensi atas perbuatan manusia, apalah aku yang hanya manusia biasa ini. Bukan kah apa yang ku sayangkan yang telah terjadi tak luput dari penglihatan Nya? Sang Pemilik Bumi Langit dan segala isinya. Kalau aku saja yang bukan siapa-siapa bisa begitu marah dengan yang terjadi kepada sesama makluk hidup? apalagi Yang punya? Tapi Tuhan Maha Bijaksana dan Adil, tentu apa yang dimilikiNya akan kembali padaNya dengan cara yang kita manusia gak bisa menduganya. Bahkan diri ini pun nanti juga akan kembali ke Sang Pencipta.

Kalau dipikir seperti itu, cukup mengurangi keresahan hati ini. Jujur baru kepikiran kesana setelah nulis ini, kata-kata diatas bener-bener terlintas secara spontan dan menyadarkan diriku bahwa ada Tuhan yang ga akan tinggal diam. Gak tau kenapa, tapi ku rasa dengan menulis pikiran ini jadi lebih terbuka.

Walapun tetap saja, perlakuan keji terhadap hewan akan terus ku kecam, dan meyakini bahwa Tuhan kelak akan membalas perbuatan manusia-manusia jahat itu, entah melalui karma di dunia atau balasan di akhirat.

Read More..

6.03.2021

A WHOLE NEW WORLD

Wahhh.. udah setahun lebih ini blog ga ditengok-tengok, udah banyak debu dan sarang laba-laba nya nihh ibarat sebuah rumah. Kalau ada penghuninya pasti bakal bilang 'thank you for checkin up on me' dengan mata berkaca-kaca.. wkwk you're welcome :)

Terakhir aku nulis disini dengan kondisi yang berbeda, menyibukan diri dengan hobi dan kebiasaan lama, yang sebenarnya waktu itu lagi gamang aja mau ngapain, wkwk

Dan sekarang aku kembali dengan dunia baru yang sangatttt sangatt panjang kalau diceritakan tiap detailnya disini, dan aku juga ragu apa punya waktu untuk itu. Nah loh, bukannya sekarang udah punya waktu? buktinya mulai nulis blog... yhaa sekarang emang kerjaan kebetulan udah beres aja, dan semua orang pada sibuk masing-masing. Tinggal aku sendiri di ruangan berteman sepi, hilihh 😂

Setahun terakhir, tentu banyak perubahan yang terjadi dong, iyaaa salah satunya kini aku udah jadi seorang istri, percaya gaaa? percaya kaann? hahaa... seorang teman yang udah lama gak ketemu selalu bilang kalau dia masih ga percaya kalau aku sekarang udah menikah dan jadi seorang istri, aku yang dulu dikenal kekanak-kanakan dari segi perilaku (bukan dari segi sifat yaa 😋), yang selalu melakukan hal-hal konyol bin bodoh, sekarang udah punya rumah tangga sendiri. It's hardly believe it.

Cerita awal mula ketemu sama suami dan akhirnya ke jenjang pernikahan pun cukup panjang untuk diceritakan disini walaupun aku mau cerita lewat tulisan, mungkin nanti bisa aja kalau ketemu waktu dan mood yang pas. Sebenarnya ga panjang juga sih perjalanan kami menuju halal, less than one year! Ketemu (yang benar2 ngobrol) di bulan februari, bulan mei mulai dekat, dan akhir tahun sudah akad. Sederhana bukan? that's it. Jodoh dan rezeki memang semisterius itu, kalau emang sudah waktunya yaa udah, terjadi aja. Sungguh Allah sebaik-baiknya pengatur.

Terus gimana testimonial sebagai seorang istri selama 5 (lima) bulan terakhir? hmm 5 bulan terlalu singkat bukan untuk menilai sesuatu?

yang jelas menurutku ini adalah awal dari perjalanan panjang karena menikah adalah ibadah seumur hidup, sekarang tidak hanya tentang diriku, keluargaku, tapi juga suami dan keluarganya, kami telah menjadi satu kesatuan. Punya cita-cita dan visi misi bersama yang harus diwujudkan. Rasanya jadi lebih bersemangat, punya pendamping hidup yang satu frekuensi dan punya mimpi bersama.

Walaupun kadang juga ada hal-hal yang berbeda dari segi pemikiran, sudut pandang, dan lain-lain, tapi ya itu wajar, perbedaan selalu ada di tiap manusia, apalagi setiap karakter, sifat, dan kebiasaan setiap orang dipengaruhi oleh lingkungannya, orang-orang disekitarnya, pengetahuan dan pemahamannya, pengalamannya, itu lah yang membentuk seseorang. Jadi menurutku ga ada manusia di dunia ini yang bener-bener cocok 100%, yang ada adalah manusia yang mampu menerima setiap perbedaan dan menjadi pasangan yang mengisi satu sama lain.

Logis bukan?

Dari awal kenal, aku merasa satu frekuensi dengan suami, dari obrolan kami, bercandaan kami, dan karakteristik kami yang ga terlalu sama tapi juga gak terlalu berbeda. Intinya aku merasa dengannya aku bisa menjalani hidup bersama, menjadi partner, teman hidup, pasangan, sahabat bahkan kadang-kadang jadi musuh yang bisa saling bersebrangan pendapat tapi kemudian baikan lagi, itu lah pentingnya cari pasangan yang enak diajak ngobrol, diskusi bahkan berdebat sekalipun (asalkan ga debat kusir). Karena mulai sekarang hingga saat tua nanti menurutku yang penting (salah satunya) adalah komunikasi. Seperti sebuah nasihat yang pernah ku baca :

Jadi gituuu. Selain itu dalam menentukan pasangan pastinya yang terpenting dan utama diliat dari agama, akhlak, skill dan tanggung jawab. Skill disini maksudnya skill untuk bertahan hidup wkwk iyaa kalau ga punya kemampuan bertahan hidup di dunia yang penuh tantangan ini, tentu akan mudah menyerah wkwkwkwk apasiih 😆

Bahasa banjarnya tuh harus cangkal, soalnya manusia kalau kada cangkal behinak gin bisa is dead, ya thooo? 

Nah kan sampai keluar bahasa ibu wkwk I mean, dalam menilai seseorang apalagi yang bakal dijadiin calon ayah dari anak-anak kita tuh juga diliat dari kerja kerasnya gitu, sampai sini paham yaa.. pahammm aja deh (bingung jelasin ke diri sendiri jugak 😅)

Skip

Lanjut ke topik tentang suka dukanya di 5 bulan terakhir, yaaa.. namanya juga masih seumur anak jagung, yang pasti lebih banyak suka nyaa lah.. tapi semoga aja sampai nanti lebih banyak suka nya, aamiin aamiin aamiin

Sekarang itu lebih banyak belajar sih, karena masih masa transisi. Salah satunya belajar memahami, belajar sabar, karena sekarang tuh kyk apa-apa maunya sama suami. Karena ya emang merasa cuma suami temen yang paling deket, yang harus selalu ada. Padahalkan suami juga punya kesibukan lain. Dulu pas masih sendiri aku mikir kalau udah nikah gak mau ketergantungan sama suami, tetep mau apa-apa ngelakuin sendiri. Tapi ternyata, setelah dikaji dari segi ilmu berumah tangga, suami istri itu emang baiknya harus saling merasa ketergantungan satu sama lain, tapi yang sifatnya ga merugikan dan gak berlebihan yaa.. karena apapun yang berlebihan itu sifatnya ga baik, pkoknya yang masih ngotak lah, ya kaaann... maksdunya tergantung disini dalam hal positif aja yaa, kalau udah berlebihan apalgi secara emosional itu udah gak sehat keknya.

Nah disini aku juga masih belajar, gimana ketergantuangan yang masih batas wajar, yang mana enggak. Karena jujur, kadang kalau suami kerja trus aku libur dan sendirian di rumah tuh rasanya kayak ada yang kurang, sepi lebih kerasan.. trus bosen jugaa.. bingung mau ngapain.. padahal kan pas libur maunya quality time bareng gitu, tapi yang namanya suami gak sama kerjanya, kalau diriku libur belum tentu dia libur juga, jadi yaa gitu.. kadang pundung sendiri, apalagi kalau suami pulangnya larut malam, udah ketiduran sendiri, tapi sebelum tidur yaa pundung duluu, huhu sedih aja gitu, waktu terasa begitu lambat kalau lagi sendiri.

Heran juga sih, kenapa jadi sedramatis itu, padahal sebelumnya pas belum nikah ya biasa aja sendirian maah, paling cari kesibukan, nonton drakor atau film, sekarang masih nonton sih tapi ya tetep aja kadang tuh bosen juga ngeliatin hape mulu, sedangkan cewe kan menurut penelitian dalam sehari tuh rata-rata ngeluarin 200 ribu kata, per hari lohh.. dua ratus... RIBU.. kata, jadi kayak gak plong gitu kalau seharian gak ada ngobrol, bayangin aja cuma ketemu pagi doang pas nganter kerja, trus malamnya kadang ketemu kadang gak, karena suami ku keseringan kerjanya malam.

Kadang mikir juga, kok aku jadi sedih gini ya, mau gimana lagi, kan dia keluar buat kerja, bukan buat main-main atau jalan-jalan, harusnya kasih support dan dukung terus dong, tapiii yaa itu, kayak kurang ajaa waktunya buat sama-sama, hal yang paling gak enak adalah rasa bosan dan sepi yang melanda sihh saat sendirian. Atau pas sama-sama juga kadang sibuk sama hp, bukannya ngobrol. Gak selalu gitu sih, cuma yaa ada lah, namanya juga kadang-kadang. Kalaupun pas libur nih yaa dia gak kerja, waktunya dipake buat istirahat alias tidur, ya ga bisa juga dilarang secara kasian juga kalau kurang tidur, huhuu dilematis lah pokoknya.

Jadi kadang kalau jalan ke Banjarmasin itu dimanfaatin buat ngobrol, selama di jalan, atau pas makan bareng, ya gitu lah masih banyak yang bisa disyukurin sih sebenarnya. Kalau sifat dan sikap tentunya semua oarng juga punya kekurangan dan kelebihannya masing-masing, ga jarang aku masih ngerasa sebal atau kesal dengan kebiasaan buruknya, tapi gak bisa dipungkiri aku juga punya kebiasaan buruk yang masih belum bisa diubah.

Intinya menurut aku, sebagai pasangan yang baik, saat terjadi konflik, lebih baik intropeksi diri masing-masing, dan sadar akan kebiasaan buruk yang dipunya, menelusuri penyebab masalah, apa yang bisa ditoleransi pasangan dan apa yang gak. Dengan adanya kesadaran itu, diniatkan buat jadi lebih baik, yaa paling gak meminimalisir dampak buruk yang akan terjadi kedepannya lah. Definisi dewasa sih itu, in my opinion sih yaa. Walaupun sebagai manusia pasti punya ego masing-masing ya kann.. tapi itu tergantung lagi cara kita menempatkan ego dan emosi, karena notabennya setiap manusia emang dilahirkan dengan itu semua.

Sekali lagi aku juga masih belajar, secara ini kan masih baru banget dalam dunia rumah tangga, dunia yang sepenuhnya berbeda dari dunia ku yang sebelumnya masih single, ibarat mengenyam pendidikan ya baru semester awal, masih maba alias mahasiswa baru, jadi pasti lebih banyak yang harus dipelajari untuk tahun tahun yang akan datang. Secara hidup ini penuh dinamika, ada arus pasang dan surut, dan yang namanya hidup pasti gak terlepas dari masalah. Yang perlu diperhatikan adalah apa yang harus kita persiapkan untuk menghadapi dan melewatinya. Tentunya dari segi mental, spiritual, dan finansial, apalagi kalau udah ngerencanain mau punya momongan, bakal banyak lagi ilmu yang harus dipelajari dan dipahami, belajar ilmu parenting, ilmu sabar, ilmu ikhlas, pokoknya perjalanan kedepan mungkin gak selalu mudah, tapi semoga aja pemandangannya indah :)

Doa ku jika Tuhan berkehendak untuk mempercayakan kami mengemban titipanNya, semoga kami nantinya jadi orangtua yang bijak, amanah, dan istiqomah dalam urusan menjaga dan memelihara titipanNya. Aaamiin

Sampai sini dulu tulisan di awal salam sapa karena lama tak berjumpa dengan blog ini, sampai jumpa nanti kalau ada waktu lagi untuk sharing cerita dan meninggalkan jejak lewat tulisan.

 

Sincerely,

My beloved self

Read More..