Pages

11.14.2018

TENTANG CITA-CITA

Masih inget gak tentang cita-cita kalian sewaktu kecil?
Atau setidaknya, saat kecil ditanya tentang cita-cita kalian jawab apa?
Seingatku, pas kecil dulu cita-cita ku sering berubah-ubah. Tergantung apa yang sering ku tonton. Tentu aja, pas kecil sukanya nonton aksi-aksi heroik seperti power rangers, aku juga pernah pengen jadi power rangers, rebutan sama sesupu ku buat jadi rangers merah, siapa yang paling dulu bilang "Aku Rangers Merah!" pada saat filmya dimulai, dan kalo aku kurang cepat, yah udah lah jadi Rangers kuning aja, wkwkwk tapi itu bukan cita-cita kan yaa.. itu hanya bagian imajinasi dari anak kecil.

Kemudian lagi, saat seneng nonton serial telenovela 'Amigos', aku ingin jadi penyanyi atau anggota band lah kayak Anna dan Pedro. Sampai-sampai, saat kakak ku nanya cita-cita ku apa, aku bilang mau jadi penyanyi. Dan tentu saja jawaban itu jadi lelucon buat kakak ku yang gak bisa berhenti ketawa, dia pikir aku pengen jadi penyanyi dangdut kayak seorang tetangga kami pada saat itu. Dan sejak saat itu, aku gak mau lagi bercita-cita jadi penyanyi 😂 

Selain itu, masih saat SD aku juga pernah bercita-cita yang lebih keren lah yaa daripada cita-cita sebelumnya, aku ingin jadi Dokter hewan karena kecintaanku sama kucing. Lagi-lagi mendengar cita-cita ku, kakak ku gak percaya, dia bilang emangnya gampang jadi dokter hewan trus kamu pikir dokter hewan itu cuma ngerawat kucing? Dokter hewan ituuu kerjaannya ngobatin semuaaa hewan yang sakit, bisa jadi anjing.. dan binatang-binatang lainnya, belum lagi resiko kena penyakit... hmmm mendengar pendapat kakak ku, nyali ku langsung ciut, masuk akal juga sih soalnya, kalau aku harus pegang anjing gimana? karena akal  ku gak nyampe, jadi ya udah lah, jadi dokter hewan menurut ku mustahil.

Terus, aku juga pernah bercita-cita yang lebih keren, jadi arsitek, jadi pelukis (karena ku pikir hasil gambar ku bagus banget dulu), dan jadi pilot gara-gara habis nonton drama korea tentang pilot.. see? aku bahkan udah nonton drama korea sejak SD! hahaa, saat itu emang drama korea masih awal-awal memasuki channel tv di indo*iar, aku bahkan masih ingat judul serialnya "Good Luck".

Tapiiii.. semua cita-cita menguap dengan sendirinya, aku pun gak punya cita-cita spesifik lagi sampai memasuki sekolah SMP, aku punya cita-cita baru.. yaitu jadi penulis cerita fiksi, karena saat itu aku rajin banget nulis cerpen. Aku nulisnya dengan tulisan tangan, bahkan sampai habis beberapa buku yang berisi cerpen-cerpen berbeda. Bukan tanpa sebab sih. Pas itu emang lagi musim FTV, jadi kerjaan ku sepulang sekolah ya nonton FTV. Apalagi waktu itu aku punya hobi ngumpulin lirik lagu disebuah buku. Jadi lirik-lirik lagu terkini ku catet disana. Kadang aku dapat ide cerita dari lirik-lirik lagu itu yang menginspirasiku buat nulis cerpen.

Aku mengijinkan teman-teman terdekatku untuk menikmati hasil tulisanku, dan rata-rata reaksi dan komentar mereka diluar ekspektasi. Mereka suka dengan cerita yang ku buat, aku jadi tambah percaya diri dong, aku menulis dan menulis karena itu membuatku senang. Semua ide dan khayalan ku terasa jadi nyata melalui tulisan. Aku pun semakin rajin menulis dan mengkhayal, yaa biar dapat inspirasi buat bikin cerita. Cita-cita ku berkembang dengan sendirinya, aku mau jadi penulis buku, kemudian berkhayal buku ku difilmkan, dan aku jadi penulis naskah filmnya, bahkan aku pengen jadi sutradara!

Sampai-sampai, ketika diriku yang sekarang melihat Raditya Dika dengan semua sepak terjangnya, ku rasa dulu bahkan cita-cita ku persis sama seperti bidang yang digelutinya sekarang, menjadi penulis sekalius sutradara film, keren juga ya. Makanya dulu aku sempat jadi fans Raditya Dika ketika mengenal buku-bukunya yang pas itu baru mau di filmkan. Menurut ku kami punya banyak kesamaan selain hobi nulis.

Kembali kecerita anak SMP yang hobi nulis tadi. Suatu hari, tulisan-tulisan ku dalam bentuk cerpen bergenre drama musikal gitu dibaca oleh kakak ku yang lagi iseng. Padahal aku gak mau tulisanku dibaca sama mereka. Dan bener aja, tulisan ku jadi bahan tertawaan dan ejekan kakak2 ku. Aku malu banget pas itu rasanya. Saking malunya, aku gak mau lagi menulis cerita. Karena diejek, aku jadi ngerasa kalau cerita-cerita yang ku buat terlalu konyol dan memalukan. Dan, aku berhenti menulis.

Masih dibangku SMP, selain nulis aku juga hobi baca dong, baca komik, cerita fiksi bertema detektif, dan Harry Potter. Setelah berhenti nulis, cita-citaku berbelok menjadi ingin jadi Detektif. Ya karena hobi baca tadi, aku sering baca komik Conan dan novel misteri karya Alfred Hitchock (bener gak nih tulisannya, auk ahh), yahh 'Bapak'nya Trio Detektif itu lah pokoknya. Gara-gara Trio detektif, aku suka dengan hal-hal yang berbau teka-teki, aku jadi lebih rajin ngisi TTS deh! 😂 *ngaco

Karena itu juga, aku ngerasa banyak kesamaan sama Raditya Dika, aku kenal buku-buku Radit saat SMA dan berkat bukunya, aku jadi tau kalau kami sama-sama suka misteri karena Trio Detektif tadi. Dan itu juga terjadi sama-sama pada saat duduk di bangku SMP.  Samaaaa banget lah ceritanya, ngajakin temen buat bikin grup Detektif segala.. dulu nama grup detektifku pas masih SMP itu 'Trio Pottter Detektif', wkwkwkwk karena kami bertiga sama-sama suka Harry Potter tentunya. Dan kasus yang kami tangani pada saat itu juga mirip-mirip, tentang cinta monyet temen sekolah, wkwkwkwk tapi bukannya ngebantu sihh, malah sebaliknya, hahaa konyol lahh pas itu.. tapi gak bisa diceritain disini karena kita fokus ke topik tentang cita-cita. Intinya, salah satu buku Raditya Dika membuat ku bernostalgia dengan cita-cita itu, hahaa

Cita-citaku jadi detektif berlangsung lama bahkan sampai aku duduk di bangku SMA ketertarikan ku dengan misteri, kasus, dan teka-teki semakin menjadi-jadi. Aku juga masih meng'infuence teman-teman ku untuk bikin grup detektif dan bahkan memasukan secara paksa mereka ke grup Detektif yang ku bikin demi mengikuti suatu Kompetisi Detektif yang diadakan di Facebook saat itu, nama Tim kami gak kalah konyol dari nama grup detektif yang ku buat sebelumnya, yaitu "D'cullens Student Detective", buahahhaaaa keren kok rasanya pas itu. D'cullens diambil dari nama keluarga 'Cullen' yang lagi hot saat itu di film Twilight Saga. Ya yaa, karena aku dan temen ku dulu sempat jadi penggemar Twilight garis keras tentunya.

Sebelum lulus sekolah, aku merealistiskan pikiran ku kalau pekerjaan detektif swasta itu gak ada di Indonesia. Kecuali kalau aku mau jadi polisi alias polwan. Tapi aku gak mau, dan kayaknya gak mungkin juga karena postur ku kurang tinggi (dan isunya dulu kalau mau jadi polisi/polwan harus siapin banyak dana, wkwk keluarga ku bukan golongan yang mampu buat nyiapin itu). So, ketika aku tanya mama ku, mau aku jadi apa dan kuliah dimana, dia bilang kalau sempat becita-cita pengen aku jadi Pengacara, buat menolong orang-orang memperjuangkan haknya, biar bisa mencari kebenaran dan tau hukum. Konon, dulu mama ku sempat kenal salah satu pengacara dari daerah kami yang membuatnya kagum, karena pengacara itu membela masyarakat-masyarakat yang gak tau apa-apa alias buta hukum buat mendapatkan keadilan.

Karena itu lah, akhirnya aku memasukan Fakultas Hukum saat mengikuti ujian tes masuk PTN, walaupun ada di pilihan ketiga setelah bahasa Inggris dan Teknik Sipil. Well, sebenarnya aku gak bercita-cita juga sih jadi guru, tapi it's oke kalau guru bahasa inggris karena aku suka Bahasa Inggris sejak sering dengerin lagu-lagunya Weslife saat SMP dan, aku juga suka Harry Potter yang dari Inggris, wkwk sesimple ituu gaesss.. Dan Teknik Sipil, pilihan itu ku buat hanya karena katanya kalau kuliah teknik sipil ntar kerjanya dapat gaji yang banyak. Udah gitu aja.

Oh ya, saat SMA, aku juga bercita-cita kalau suatu hari nanti aku ingin mendapatkan beasiswa kuliah di Luar Negeri, atau jadi backpacker dan jalan-jalan ke luar negeri.  Aku ingin, sangat ingin meliat kehidupan di luar sana. Ya, cita-cita ku selanjutnya adalah ingin mendapatkan beasiswa ke LN! Tentu aja, cita-cita itu gak timbul dengan sendirinya, tapi karena aku sangaaaaaattt menggemari Andrea Hirata dan buku-bukunya. Sejak mebaca buku-bukunya, aku merasa sangat optimis, bahwa gak ada yang gak mungkin di dunia ini asalkan kita berusah dengan keras, dan jika cita-cita itu tidak terwujud, berarti usahanya yang kurang maksimal, begitulah cara pikirku untuk kemudian menerima kenyataan bahwa cita-cita itu tidak dapat ku wujudkan.. aku sadar, usaha ku masih belum keras, aku terlalu lembek dalam menjalani hidup dan tidak fokus dengan yang ku cita-citakan, aku bahkan menyerah ditengah jalan, tapi tidak sepenuhnya mengubur cita-cita itu.. sampai sekarang.

Kehidupan berlanjut, saat menjelang akhir kuliah aku jadi sangat ingin mengenal 'pedalaman2' di negeri sendiri, ku rasa aku ingin pekerjaan yang bisa membawaku ke berbagai kota dan daerah yang belum pernah ku kunjungi sebelumnya, aku bahkan punya banyak Plan A, B, C dan seterusnya, salah satunya ingin mengikuti program 'Indonesia Mengajar', aku udah apply formulirnya bahkan melalui website, tapi karena pas itu lagi sibuk-sibuknya nyusun skripsi, jadi terlupakan dehh itu prosesnya gimana  😅

Singkat cerita, aku kehilangan cita-cita yang pasti ingin ku capai. Lulus kuliah, aku mengibaratkan hidup ku seperti terombang ambing di lautan luas *tsaaahh*, 'mencari daratan' istilah yang ku pakai dalam mencari pekerjaan. Kali ini aku gak ingin main-main dan berusaha fokus sefokus fokusnya, apa pun pekerjaan nya, berapa pun gajinya menjadi nomor sekian ku rasa, yang penting aku punya pekerjaan dan kegiatan, secara gak bisa diem aja di rumah. Aku udah bosen ngeliat tv, sosmed, dan semua hal yang monoton.

Jadilah melalui proses yang sangat panjang, usaha yang gak mudah, dan berkat doa dari orang-orang terdekat, aku bersyukur berada disini.

"Tragedi terbesar dalam hidup manusia adalah berhenti bercita-cita" (Andrea hirata)
Sekarang, aku masih punya cita-cita. Dan aku bangga mengakuinya.
Untuk orang lain, mungkin menikah juga merupakan cita-cita, yahh ku rasa itu juga bisa jadi sihh.. tapi cita-cita ku sekarang, aku ingin pergi ke tempat-tempat yang belum pernah ku kunjungi, makes momment and memory, menikmati hidup sepenuhnya, aku tidak ingin mengekang diri ku sendiri, menjadi manusia yang bebas, mencintai kehidupan, menikmati setiap detiknya... dan tidak perlu ijin siapa pun kecuali diri ku sendiri untuk pergi kemanapun aku mau. Yess.. travelling gak sekedar bisa jadi cita-cita, tapi passion, hobi dan tentu saja, setiap kali suatu destinasi behasil dikunjungi, maka cita-cita tetap berlanjut, karena kita gak akan kehabisan tempat untuk dikunjungi, dan itu artinya setiap punya destinasi baru ya jadi cita-cita baru.. mau dibilang nekat atau apa, selama gak merugikan orang lain dan diri sendiri, why not?

Mungkin pekerjaan yang paling bikin envy menurutku adalah jadi host acara tv yang bertemakan jalan-jalan, gimana gak.. udah seneng bisa pergi keliling Indonesia, dapat dokumentasi gretongan yang eksklusif, akomodasi dll dijamin, trus dikasih gaji lagii!! how lucky they are.
Yahh sudahlah, terima nasib aja, kerja kerja kerja... setidaknya ada motivasi buat nabung untuk mewujudkan cita-cita, wkwkwk
Well, semoga ada rezekinya aja... 😂 whoever say that money can't bring happiness, just transfer it to me, then I will spend it to travelling, shopping, and sharing! 😝
"Kesenangan bukan dicari, tapi diciptakan"
Read More..