Pages

5.10.2018

AFTER ALL THIS TIME

Woooy pagiii... udah nguopii belomm??!
hehehhee
Now I am sit on my work place like ussual, but I am not being here to work!
Yasss.. it's me time!! 😁
Hari ini tanggal merah, dan besok jumat adalah hari kejepit nasional.
I'm not going home. Karena eh karena nanggung banget kan.

Kemaren rencananya mau stay di mess aja. Tapi ternyata temen-temen satu mess pada masuk kerja hari ini. Hitungannya lembur. Trus aku ngapain? Kami gak punya apapun di mess. Tivi gak ada, sinyal seadanya, apalagi internet. Kalau ditanya pernah gak nya ngelewatin liburan di mess, pernah sih pernah, dan itu juga diisi dengan kegiatan jemur kasur dan tidur. Ohiya, pernah juga sekali pas aku sakit. Pas itu gak bisa masuk kerja kan, dan sendirian, hampir seharian tiduuurr aja buat memulihkan kondisi. Dan sore nya aku pergi ke rumah sakit terdekat sendiri. Dan berakhir dengan gak bisa pulang karena waktu itu hujan deras banget. Bener-bener pengalaman terngenes itu mah. LOL.

So, daripada aku gabut sendirian mending aku ikutan ke unit hari ini. Lumayan kan bisa internetan, update blog ini, dan yang terpenting maraton nonton film, hohohho
Dan aku di ruangan ini juga sendirian cuy, waktu dan tempat yang tepat banget kan buat have some privacy. Padahal bisa aja sih kalau mau lembur, insha Allah dapat ijin aja, tapi ngapain? kerjaan mah gak ada abisnya. Lagian kalau lembur mesti ada yang harus selesai dikerjain, males ahh.. mending besok aja. Biarkan aku menikmati waktu disini tanpa mikirin kerjaan yang berkasnya numpuk di depan mata, wkwkwk

Setelah ngerebus Indomie plus telor asin sebagai sarapan pagi ini. Sekarang aku ditemani secangkir robusta dari TOP kopi yang tadi 'nemu' di pantry. What a beautiful day, huh? 😊

Nah, What I like to talk about?
My live goes so damn twisted.

Seringkali saat aku dijalan pulang, riding my motorcycle. My mind did't stop working sepanjaaang jalan.  It's like, aku ingin, sangat ingin menulis blog, dan pada saat itu.. pikiran ku penuh dengan kata-kata dan apa yang ingin ku tulis. Dan sekarang, aku hanya akan menuliskan sedikit yang tersisa dari ingatan, haha
 
Seorang teman sering curhat tentang kehidupannya di tempat kerja. Dipenuhi orang-orang yang menurut ku 'gak waras' dan berpikiran sempit. Kadang aku kesal mendengar ceritanya, aku kesal dengan orang-orang di lingkungan kerjanya yang begitu keterlaluan. Padahal aku gak ngalamin apa yang dia alami.

Masalahnya cuma satu, karena teman ku belum nikah. Dan orang-orang di tempat kerjanya gak berhenti nyinyirin dia. What the hell?! Apa masalahnya buat mereka? Setiap orang pasti pengen nikah, tapi tentu saja ada waktunya. Kalau menurut orang-orang sekarang sudah waktunya buat dia nikah, tapi kalau menurut Tuhan belum, terus mereka bisa apa? nyinyirin doang!

Saking keselnya mungkin kalau aku berada di posisi yang sama, aku bakalan ngomel panjang lebar dan bilang, "emangnya kenapa kalau aku telat nikah? itu bukan urusan kalian! kalau aku nikah, emangnya kalian yang biayain?! Kalau aku nikah dan baru punya anak di umur sekian, emangnya kenapa? kalian juga yang biayain anak ku nantinya?!'
Kalian gak akan rugi apapun!
Terus kenapa masih rajin ngurusin hidup orang, kayak hidup kalian udah bener aja.

Mungkin ya, mereka yang udah nikah ngerasa hidupnya udah sempurna. Iya, menikah emang menyempurnakan sebagian agama, tapi itu bukan satu hal yang bisa buat mereka merasa berhak menghakimi orang lain yang belum nikah. Sekali lagi, itu diluar wewenang dan kuasa mereka.

Misalkan nih, temen ku udah nikah (dan gak perlu ngundang mereka juga tentunya). Terus dia bahagia atau gak dengan pernikahannya, yang tau siapa? yang ngejalanin siapa?
Kalau bahagia, syukur alhamdulillah. Tapi kalau gak, orang-orang akan kembali ngomentarin hidupnya, but noo.. kalau bahagia pun, sepertinya orang-orang gak bakal berhenti ngomentarin hidupnya.

Jadi gini, ada seorang teman yang lain juga, sebut aja L. Dia sudah lama menikah. Dan sekarang sudah punya anak berumur sekian tahun gitu. L dulunya mahasiswi yang berprestasi. Dia cerdas. Ulet. Dan pekerja keras. Dia menikah, tepat setelah lulus kuliah. Bahkan beberapa hari setelah kelulusan. I know she is very happy, dan aku ikut senang.
Menjadi lulusan terbaik dan segera menikah. Kebahagiaan yang gak perlu dipungkiri.

Kemudian, L menjalani hidupnya sebagai seorang istri. Dia ingin bekerja, karena sayang dengan ijazah yang penuh pengorbanan untuk mendapatkannya. L berjuang sendiri untuk menjalani kuliah, dan sebuah prestasi yang gemilang gak didapatkannya begitu aja. Tentunya berikut usaha yang gak mudah.
Alasan itu cukup membuat L ingin hasil jerih payahnya berguna, yaitu dengan bekerja.

Tapi, lagi-lagi.. orang-orang selalu nyinyirin hidupnya. Dia bisa dibilang 'didzolimi' dengan kata-kata dan perbuatan gak menyenangkan. Sama seperti teman ku sebelumnya. Mereka adalah korban dari orang-orang yang suka ngurusin hidup orang lain.

Aku sering kehabisan kata-kata untuk menanggapi curhatannya. Aku gak menjalani kehidupan yang seperti itu tapi cukup mendengarnya aja, bener-bener menguji kesabaran. Jadi apa yang bisa ku lakukan selain memberi motivasi untuk bertahan, terus berprasangka baik kepada Tuhan, sampai akhirnya aku cuma bisa bilang 'gak usah didengerin.' wkwkwkwk
Aku selalu bilang 'gak usah didengerin', ke mereka yang menjadi bulan-bulanan nyinyiran orang. Sampai akhirnya kata-kata mutiara itu keluar, 'gak usah dimasukin dalam hati. kita gak bisa menutup mulut orang-orang , tapi bisa nutup telinga sendiri.'

Kembali ke teman ku yang sebelumnya, saking gak tahannya (kok aku yang gak tahan) aku cuma bisa ngasih saran dia buat resign. But it's serious. Ngapain kamu bertahan di lingkungan kerja yang gak sehat dan toxic banget buat mental dan jiwa?! bukan lebay, tapi ini beneran. Siapapun yang diposisi itu hidupnya bakal tertekan.
Aku khawatir kamu jadi gila nantinya, komentarku.
Bukan berlebihan, tpi emang dia sendiri juga merasa kek gitu.

Tapi semoga aja gak, aku selalu berharap dan mendoakan yang terbaik buat mereka. Semoga dia mendapatkan jodoh yang baik dan tepat, mendapatkan tempat kerja yang lebih 'manusiawi' dengan orang-orang yang lebih sehat akal pikirannya biar gak jadi racun buat orang lain. Buat L, semoga gak putus asa untuk terus mencoba, mewujudkan cita-cita buat jadi PNS dan membuktikan diri pada dunia. Hehee kata-kata ku anu banget yak 😂

Sekarang, let me review my live.
Sebelum bekerja disini, bisa dibilang aku cuma punya modal usaha dan doa.
Saat aku merasa kurang dan feel nothing ketika ngeliat keatas. Aku kembali melihat diriku sendiri dan apa yang terjadi selama ini. Itu membuatku merasa harus bersyukur, banyak bersyukur.
Doa ku dulu, dikabulkan oleh Tuhan yang Maha Pengasih. Aku gak cuma minta pekerjaan, tapi juga minta ditempatkan di lingkungan kerja yang sehat, rekan kerja yang baik, dan mempengaruhi ku untuk menjadi manusia yang lebih baik. Karena dari awal aku yakin, gak cuma pekerjaan yang ku butuhkan, tapi lingkungan yang pastinya akan berpengaruh besar pada perkembangan mental dan jiwa.

Suatu siang, saat waktunya sholat Dzhuhur, gak sengaja aku barengan jalan sama seorang bapak-bapak yang kerja di lingkungan yang sama, Bapak-bapak itu--mungkin sekedar basa basi-- bilang "Alhamdulillah ya mbak, masih bisa (sempat) sholat sambil kerja."
Sederhana tapi jika direnungi, benar juga. Ada banyak di luar sana orang yang terlalu sibuk bekerja sampai lupa untuk apa dia bekerja. Bekerja itu kan bisa sebagai ibadah juga. Kalau kita niatkan untuk itu. Tapi kadang kita malah lupa dengan ibadah yang wajib.
Kata-kata bapak itu sederhana tapi dalam jika direnungi, terbesit suatu ayat yang sering ku dengar yang bunyinya "Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?"

Maka aku kembali bersyukur.

Aku juga berpikir, Tuhan begitu baik dan sayang kepadaku. Dia selalu melindungiku dari aib-aib ku sendiri. Dia masih sangat Pemurah, masih menolongku disaat kesusahan. Dia selalu ada. Walapun aku masih belum bisa memperbaiki diri. Aku masih melalukan hal-hal yang dilarangNya, I'm still feeling guilty as hell. Aku masih meninggalkan waktu sholat. Aku masih berlindung dibalik kata 'Manusia gak ada yang sempurna' sehingga mentoleransi apapun yang ku lakukan. Dan ku pikir, ntar kalau malaikat yang satunya nulis pahala mulu kan kasian malaikat yang tugasnya nulis dosa, gak ada kerjaan. Jadi gak pa pa lah, biar seimbang, kedua malaikat bisa gantian nyatet dosa dan pahala. Tapi semoga aja masih banyakan pahalanya ketimbang dosa 😂. Yes pikiran ku bahkan masih sesat. I am sesat then. Plis jangan ditiru. Hanya dilakukan oleh profesional, hehee becanda 💩

Dan lagi, ketika membandingkan nasib ku senidiri dengan orang lain, I feel better. Setidaknya aku gak tertekan di lingkungan ku. Aku hanya kadang bingung dengan Rencana apa yang dipersiapkan Tuhan untuk ku.

Sebenarnya, kalau ngomongin lingkungan kerja, orang-orang disini juga macem-macem karakteristik dan sifatnya. Gak semua baik. Termasuk diri ku sendiri (yang aku gak tau masuk kategori mana, baik atau gak?). Dan gak semua juga buruk. Tapi menurutku sih masih bisa diterima dan gak berdampak banyak lah bagi kehidupan ku, dalam arti masih banyak hal positif yang bisa diambil ketimbang hal negatif. Kebiasaan-kebiasaan disini juga gak jauh dari sifat dasar manusia yang selalu ingin tau. Tapi masih dalam batas wajar. Kadang juga berselisih paham, kadang ada becandaan yang ngeselin. Tapi itu masih tahap normal dan bagian dari dinamika kehidupan lah ya. Mungkin karena disini di dominasi oleh orang-orang yang masih muda. Mungkin. Jadi ga senyinyir mulut Ibu-Ibu. Karena notaben masih belum ada 'Ibu-ibu', adanya  bapak-bapak,  wkwkwkwk

Soal ditanya kapan nikah, itu udah jadi pertanyaan umum lah yaa.. walaupun sebenarnya menurut ku pribadi, gak ada satu pun orang dimuka bumi ini yang punya wewenang menanyakan itu kecuali orangtua kita. It's privacy, dude. Atau pas lagi wawancara kerja gitu, boleh aja nanya 'ada rencana menikah?'. It's an exception. Tapi lucunya, di Indonesia, pertanyaan itu malah jadi basa-basi yang gak banget


Aku gak anti sih ditanyain kayak gitu, karena sekarang, masih jarang, yah ada lah sesekali, ditanyain, dan jawaban ku? "kalau gak sabtu yaa minggu". 😁😁😁

Kalu ditanya 'punya pacar gak sih?', jujur ini lebih ngeselin daripda pertanyaan diatas. Karena bakal serba salah. Kalau dibilang punya, tapi ntar ditanyain siapa.. orang mana.. kerja dimana. Dan pertanyaan lain-lain. Jadi gak bisa bohong (dan gak mau sih sebenarnya). Karena kalau bohong, maka kebohongan ku akan berlipat-lipat seiring bertambahnya pertanyaaan. Kalau bilang gak punya, bakal diceng-cengin muluuu sama siapapun yang jomblo. Kan kamvret. It's live of single fighter, ckckck dan kadang selalu aja muncul orang-orang aneh yang kadang aku sampai bingung gimana ngadepinnyaa, tanpa mengeluarkan kata-kata mutiara (ingin ku berkata kasar, red.)

Tapi aku harus tetap bersyukur, karena setidaknya aku gak merasa sendirian. Kan masih ada teman-teman dikala suka duka. #asyeek

Entah yaa, kalau ntar satu per satu temen-teman ku udah pada nikah. Pastinya aku juga bakal pengen cepet-cepet, hehehe
Sekarang sih, pengen ya pengen tapi belum ngebet banget. Maksudnya ingin dalam arti 'nanti' gitu. Wajarlah, naluri manusia. Dan gak bisa dipaksakan juga, kapan itu rahasia Tuhan.

Sebagai manusia, cukup lakukan tugas aja, untuk berusaha memperbaiki diri. Selebihnya serahkan ke Tuhan. Gimana pun, dalam doa aku cuma bisa bilang ke Tuhan, kalau Dia Maha Tau yang terbaik, ku serahkan hatiku dan rezekiku kepadaNya.

Intinya dari tulisan ini, tetap bersyukur atas nikmat yang diberikan, niscaya akan ditambah nikmat mu. Aminnn. (tumben ngemeng bener, bawaan bentar lagi bulan puasa nih 😁)

Oke sampai disini ya, udah cukup berjam-jam dengan tulisan ini, aing mau streaming dulu, hohoo
Keep positive vibes and Happy free day!
Read More..