Pages

11.07.2017

BELAJAR ARTI HIDUP

Judul postingan kali ini agak 'heavy' ya, karena jujur bingung juga mau nulis tentang apa, banyak sih hal-hal yang udah berlalu dan dilewati gitu aja.
Aku bikin blog ini sejak tahun keempat kuliah, tepatya 2014 lalu. When I was 21. And now, three years has been passed, guess how's my age? yahh gak perlu pinter matematika buat ngitungnya.

Am I mature enought?
Apa aku udah cukup buat dibilang dewasa? I don't know.
Secara sifat, belum dewasa sih kayaknya, apa mungkin karena aku anak bungsu? gak juga sih, biar anak bungsu, aing gak manja deng.

Pertanyaannya, gimana sih mengukur kedewasaan seseorang?
Kalau mandiri, aku udah cukup mandiri kayaknya.
Buktinya aku udah bisa ke luar kota sendirian, jaga diri and I'm fine.
Walaupun ini pengalaman pertama sih.

Tapi yaa, aku udah terbiasa gitu ngelakuin semuanya sendiri. Yes I am independent :bangga:

Nah balik lagi ke pertanyaan awal, apa sih yang jadi ukuran kedewasaan seseorang?
menurut ku, bisa dari cara pandang dan problem solving.

Cara pandang ku diumur 24 tahun, aku menjadi Riska yang gak terlalu banyak mikir tentang bisa atau gak nya aku melakukan sesuatu, kalau emang harus dan perlu, I'l just like "let's do it".
Terus, aku juga gak mau melihara kekhawatiran akan masa depan. Menurut ku, yang penting aku jalani aja hari ini, besok dan nantinya itu urusan yaa besok dan nanti. Who know what will happen?

Tentang Problem solving, aku agak sangsi sama kemampuan ku, kyakanya aku gak terlalu signifikan deh wkwk
Soalnya, sejak kerja, aku tuh kayak nyemplung ke dunia yang dipenuhi hal-hal baru. Dari awal On Job Training sampe sekarang, aku masih belajar dan terus belajar. And that's why I was here.

Jadi sekarang aku di Surabaya, kota yang mainstream banget jadi tujuan Dinas Luar (DL) para karyawan di perusahaan kami. Soalnya disini tuh letak kantor pusat dan Unit Pembangit juga, ada Academy juga walaupun di kota-kota lain juga ada. Yaa seperti yang ku lakukan sekarang, dapat pelatihan di Academy selama tiga hari. Ini udah hari kedua. Dan seperti yang ku bilang sebelumnya ini pertama kalinya aku DL sendirian, dan stay di Hotel aja, selain bingung mau kemana, lumayan ngehemat juga. Sebelumnya udah pernah kesini, tapi ya rame-rame atau ada temennya lah setidaknya. Kalau dihitung-hitung ini kali ketiga ke Surabaya, tapi yang kedua gak bisa dibilang kesini juga karena cuma lewat doang, pas ke Malang bulan Agustus lalu. Jadi kesempatan ini tu bener-bener 'me time' banget yak, waktu yang tepaaaaat buat nulis blog, karena selama ini agak susah nyari waktu yang beneerbener aku bisa sendiri, ada laptop dan wifi, hahaa

Ngomongin soal kerjaan dikit, sebagai gambaran umum aja, karena selama ini aku gak ada ngasih gambaran gitu kerjaan ku gimana selama satu setengah tahun terakhir ini.
Jadi, kerjaan ku tuh, duduk manis di depan monitor, every single day. Sebagai staff Pelaksana Pengadaan Barang/Jasa. Bahkan sampai sekarang masih banyak yang salah kaprah ngira aku di bagian keuangan, bahkan beberapa temen sesama karyawan seangkatan ku sendiri, ngiranya aku dikeuangan.
Padahal antara Pengadaan dan keuangan tuhh beda banget yaaa walaupun saling berhubungan.

Sebagai Pelaksana Pengadaan itu ya memproses permintaan Pengguna Barang/Jasa (user), dari awal Permintaan Penawaran sampai jadi Kontrak dan Purchase Order (PO). Ada juga sih Pengadaan yang gak harus pake PO dibawah nilai tertentu. Dan proses pengadaan juga macem-macem, tergantung nilainya dan kebutuhannya.

Dengan kata lain, Pelaksana pengadaan itu sebagai perantara antara perusahaan kami dan pihak luar / pihak kedua dalam kerja sama untuk memenuhi kebutuhan perusahaan. Analoginya gini, seorang chef yang pinter masak pasti perlu resep buat bikin masakannya. Nah resep itu kan terdiri dari bahan baku belum jadi atau setengah jadi tuh. Chef itu bisa ngedapetin bahannya dari mana aja. Dan pastinya perlu supply bahan buat masak. Tugas kami sebagai pelaksana pengadaan ya buat kejasama ama penyedia (supplier) yang bisa nyediain apa yang dibutuhkan chef buat masak, termasuk perlatan masak maupun bahan baku utama nya. Semoga analoginya kena yak, hehe

Nah, jadi setiap hari kerja kami tuh selain memproses pengadaan dari awal smpai akhir alias pembuatan kontrak dan PO tadi, kami juga mesti memfollow up supplier-supplier yang udah terikat kontrak maupun calon supplier yang masih dalam proses pengadaan. Komunikasi sangat peting disini. Makanya kami dituntut buat bisa multi tasking. Contoh kecilnya yaa, whatsapp tuh mesti on dan cepat tanggap, karena itu sih biasanya media buat komunikasi sama supplier. Kadang yang bikin pusing itu juga, karena pas lagi kerja serius gitu yang membutuhkan konsentrasi khusus, eh supplier A nge-WA nanya ini itu yang mesti diterusin lagi ke gudang atau user terkait. Belum lagi kalau supplier B, Supplier D dan G juga ngubungin, kalau kurang mizone bisa ketuker-tuker tuh ngasih infonya, hahaa.
Pokoknya tugas kami ngasih info juga sama Supplier, yah sebagai perantara tadi lah, jadi emang kudu sabar sih kalau dapat supplier yang kadang ngeselin, alias sulit diajkr kerjasama dalam artian kurang kooperatif. Rata-rata sih enak aja, tapi ada juga sihh yang kaya gituu. Adaa.

Dan alasan ku diikutin pelatihan disini kebetulan temanya yaa Pembuatan kontrak, tapi yang dibahas dari awal mulai dari Supply Chain Management nya yang mencakup proses pengadaan dan manajemen2 lainnya yang dibutuhkan. Sebagai alumni Hukum, kerjaan ku sekarang bisa dibilang gak melenceng juga dari apa yang udah ku pelajari selama kuliah. Masih relevan lah. Disini aku ingatkan lagi akan asas-asas dan istilah yang lama gak ku dengar, kayak lex specialis derogat legi generalis, tentang syarat sah perjanjian, dan lain-lain lahh. Overall, Pelatihan kali ini, benar-benar 'pelatihan' karena kami banyak disuruh latihan bikin ini itu, tugas kelompok dan diskusi. Yang bikin capek juga ternyata. Tadi sore aja aku langsung tidur pas dateng ke hotel saking lelahnya.

Setiap perusahaan punya budaya masing-masing yang mesti jadi semangat dalam mewujudkan visi dan misi perusahaan kan ya. Disini, budaya perusahaan tuh sangat identik dengan kehidupan kami, bisa dibilang 'sangat mewakilkan' dan relatable lah dengan apa yang ku jalani. Bahwa hidup bukan sekedar utuk hidup. Tapi menghidupi. Karena hidup bukan hanya tentang diri sendiri.

Disini aku merasa bekerja sambil belajar dan terus belajar, kami dituntut untuk selalu melakukan improvement bahkan inovasi yang bakal sangat diapresiasi kalau emang layak dan bermanfaat untuk kemaslahatan umat #halah wkwkwkwk

Ya gitu lah pokoknya.

Oh ya, selama hidup sebagai seorang yang udah punya tanggung jawab moral dan tanggung jawab sosial, aku merasa bahwa banyak banget tantangan dalam hidup, yang bikin aku merasakan live is hard coyy. Tapi selama kita menjalaninya dengan effort dan keyakinan diri bahwa kita mampu, maka gak ada yang gak mungkin. Dan selama kita masih punya Tuhan tentunya, All is well.

Sekarang fokus ku dalam hidup itu simple sih, bahagia itu pilihan. Cukup bahagia kah kita dengan plihan yang kita buat? cukup bahagia kah mereka? orang-orang terpenting dalam hidup kita. Karena kebahagiaan itu gak ada artinya kalau cuma buat diri sendiri. Karena bahagia itu bukan tentang diri sendiri, tapi ketika kita bisa membuat orang lain seperti orang terdekat kita, orang kita sayang, keluarga kita bahkan kucing-kucing peliharaan kita juga merasakan kebahagiaan yang hakiki
Sulit? maybe
karena kadang aku merasa aku gak bisa menyenangkan semua orang. aku gak bisa memenuhi kemauan setiap individu yang berbeda-beda. Aku juga punya pilihan sendiri yang mungkin aja berbeda dengan kemauan mereka. Kembali lagi, live is a choice, and once if you doin wrong, live always offer you a second chance. Tapi ga jarang juga, kesempatan kedua gak datang buat mereka yang dapat Dana Umum (oke ini bukan monopoli)

Nah kebetulan nih, bulan ini kayaknyaa waktu yang baik buat ke luar kota karena habis pulang dari sini, minggu depan aku bakal ikutan Emplyoee Gathering batch 2, horeee goes to Jogjaaa, wait meee!
Exicited? yess 😁😁😁

Tapi suasana hati ku malam ini lagi gak telalu baik sih, bahkan aku ngetik kalimat diatas dengan ekspresi datar sebenarnya. Hmm, aku gak seharusnya kayak gini kan ya, aku gak bisa menggantungka suasana hati ku hanya karena suatu hal--yang aku gak bisa jelasin kenapa. But hey, even a stranger can make you smile. Oke, nobody else here, I'm alone but I still can smile like this today morning.

Read More..