February 4th, 2017
Postingan pertama tahun ini akan dibuka dengan
sedikit pamer tentang camping kami di Riam kanan.
Ya, masih di daerah yang sama kayak 2 tahun silam saat kami ke Bukit Batas, Riam Kanan masih punya beberapa destinasi alam
yang layak jadi tempat refreshing. Dan lagi, transportasi yang kami pakai untuk
sampai disana masih berupa kelotok, bukan jet pribadi. (ya kalii pake jet)
But wait, udah 2 tahun yang lalu aja yaa… waktu berlalu secepat itu rupanya. Dua tahun mendadak terasa singkat. Mungkin dua tahun kemudian juga akan datang dan berlalu begitu saja. Tapi syukurah, walaupun waktu telah membentangkan jarak *tsaahhh.. kami masih bisa meluangkan waktu untuk hal seperti ini.
FYI, kami disini adalah segerombolan orang-orang yang butuh piknik, hahaa.. intinya kami sama2 berawal dari LPM Kinday lah, sebuah organisasi mahasiswa di kampus ULM. Walaupun udah jadi alumni tapi tetep dong, demi menjalin silaturahmi dan biar tetep kompak kan kegiatan begini masih perlu. Personil yang ikutan, yahh beberapa masih sama kayak pas pergi ke Bukit Batas dulu, tapi banyak jg personil yang beda kayak waktu kesana, bisa dibilang LPM Kinday new generation lah.
Arah yang dilalui masih sama untuk menuju ke Pelabuhan, hanya saja saat perjalanan di air, berbeda arah dengan Pulau Pinus maupun bukit Batas. Kali ini tujuan kami adalah Villa Sungai Luar. Gak tau siapa yang kasih nama itu, padahal gak ada Villa disana. Kami gak perlu capek-capek jalan kaki naik ke atas misalnya, karena tempatnya emang langsung bisa ditempuh hanya dengan mendaratkan kelotok.
But wait, udah 2 tahun yang lalu aja yaa… waktu berlalu secepat itu rupanya. Dua tahun mendadak terasa singkat. Mungkin dua tahun kemudian juga akan datang dan berlalu begitu saja. Tapi syukurah, walaupun waktu telah membentangkan jarak *tsaahhh.. kami masih bisa meluangkan waktu untuk hal seperti ini.
FYI, kami disini adalah segerombolan orang-orang yang butuh piknik, hahaa.. intinya kami sama2 berawal dari LPM Kinday lah, sebuah organisasi mahasiswa di kampus ULM. Walaupun udah jadi alumni tapi tetep dong, demi menjalin silaturahmi dan biar tetep kompak kan kegiatan begini masih perlu. Personil yang ikutan, yahh beberapa masih sama kayak pas pergi ke Bukit Batas dulu, tapi banyak jg personil yang beda kayak waktu kesana, bisa dibilang LPM Kinday new generation lah.
Arah yang dilalui masih sama untuk menuju ke Pelabuhan, hanya saja saat perjalanan di air, berbeda arah dengan Pulau Pinus maupun bukit Batas. Kali ini tujuan kami adalah Villa Sungai Luar. Gak tau siapa yang kasih nama itu, padahal gak ada Villa disana. Kami gak perlu capek-capek jalan kaki naik ke atas misalnya, karena tempatnya emang langsung bisa ditempuh hanya dengan mendaratkan kelotok.
Dikelilingi sungai pada tepiannya, diatas tanah
lapang yang ditumbuhi aneka rumput hijau dan sejenis bunga2 kecil berwarna
putih, kami pun membangun tenda dengan susah payah, wkwk. Padahal merakit
tendanya termasuk praktis aja sih kalau udah biasa, tapi karna aku sendiri baru
pertama kali bikin tenda (gak tau deh yang lain), jadi diperlukan waktu lebih
dari 2 jam buat bikin satu tenda doang, itupun bikinnya udah keroyokan.
Bayangin klo tempat yang kami tuju berada dibukit yang memerlukan waktu 2 jam
pendakian juga, bisa nyerah duluan sebelum tendanya berdiri.. hahaa
Setelah selesai ngurusin tenda, kami bersiap buat makan. Tapi berhubung kemudian hujan mampir bentar, kami pindah
lapak ke atas Gajebo yang lumayan tinggi gitu, disana juga udah digantungin
Hammock oleh Eman, satu dari gerombolan kami.
Selesai makan diiringi mulut-mulut yang gak
henti berkicau, kami turun dari gajebo untuk agenda gak jelas berikutnya, karena emang udah gak hujan. Beberapa orang bikin
api unggun, beberapa lainnya mencari posisi masing2 disekitarnya. Permainan pun
dimulai, sekedar memecahkan tawa dan hiburan semata. Hingga malam beranjak
semakin tinggi dan bintang-bintang mulai berlomba menunjukan gemerlapnya
(duileeeeh sok puitis.. hehee).
Malam dengan suasan alam emang harus dinikmati, bahkan tanpa bantuan caffeine mata ku bisa berkompromi, seolah tidak ingin melewatkan suasana malam itu. Rindu sekali rasanya. Rindu tiduran diatas tanah dengan alas seadanya. Rindu meliat keatas langit, dan membiarkan pikiran berkelana. Kadang mendengarkan cerita-cerita yang keluar dari mulut mereka, tapi juga kadang sibuk dengan pikiran sendiri. Bebas sekali rasanya.
“nyamannya disini, akhirnya aku merasakan tidur dalam tenda..” kata ku ke Ibeng ketika pukul 5 pagi itu kami akhirnya memutuskan untuk tidur.
Malam dengan suasan alam emang harus dinikmati, bahkan tanpa bantuan caffeine mata ku bisa berkompromi, seolah tidak ingin melewatkan suasana malam itu. Rindu sekali rasanya. Rindu tiduran diatas tanah dengan alas seadanya. Rindu meliat keatas langit, dan membiarkan pikiran berkelana. Kadang mendengarkan cerita-cerita yang keluar dari mulut mereka, tapi juga kadang sibuk dengan pikiran sendiri. Bebas sekali rasanya.
“nyamannya disini, akhirnya aku merasakan tidur dalam tenda..” kata ku ke Ibeng ketika pukul 5 pagi itu kami akhirnya memutuskan untuk tidur.
“iya ka,
entah bisa tidur apa gak nih, berasa terombang ambing kayak diatas kelotok
tidur disini,” katanya.
“hah? Kok
bisa.. tapi wajar sih, lama ga pernah naik kelotok mungkin, aku juga dulu gitu
pas pertama kali naik kelotok, sampai kebawa mimpi terombang ambingnya, bangun
tidur malah sampe pusing,” bukannya tidur kami masih nyerocos aja.
“kakak
beneran gak kedinginan?” Tanya nya
“gak kok,
hangat disini, emang km ngerasa dingin?”
“iya
dingin banget anginnya”
“tau gak sih, dulu pas kecil aku pengen
banget tidur dalam tenda kayak gini.. saking pengennya dulu tiap mau tidur kan
pakai kelambu tuh, nah aku ngebayanginnya tidur dalam tenda biar.. imaa ji na
si” lanjut ku bernostalgila, tapi serius, seneng banget akhirnya bisa
camping kayak yang ku impikan pas kecil, sederhana banget yak impian waktu itu
-__-
Ibeng cuma ketawa dan kami lanjut ngobrol hal-hal gak penting lainnya, suaranya udah sampe serak, hahaa.. tapi gak berapa lama akhirnya kami ketiduran.
Ibeng cuma ketawa dan kami lanjut ngobrol hal-hal gak penting lainnya, suaranya udah sampe serak, hahaa.. tapi gak berapa lama akhirnya kami ketiduran.
Gak tau berapa lama tidur, paling beberapa
menit doang deh, kemudian Dian masuk ke tenda, “aku ikut tidur disini yaa…” katanya, dan langsung ngambil posisi
diantara aku dan Ibeng. Ku rasa aku gak begitu tidur nyenyak sih. Bentar banget
malah. Sekitar pukul 6 kurang, ketika cuaca masih biru, aku keluar tenda lagi
buat pipis, hehee.. sendirian-sendirian deh, gak bisa nahan soalnya. Kelar dari
pipis, masuk tenda lagi, coba tidur tapi gak bisa, laparrrrr.. akhirnya ku
putuskan buat duduk didepan aja sambal makan roti. Ternyata udah ada anggota
Kinday, Ike yang duduk disana, ku samperin aja. Sambil ngunyah roti, menikmati
pagi yang sejuk banget itu. Segerombolan Sapi datang mendekat, mengincar roti
yang ku makan, kasian kasian.. jarang makan roti ya Pi, rumput mulu, pasti
bosan yak, kasihlah itu roti, eh dimakan beneran, Sapinya deket banget sampai bisa
ku sentuh kepalanya, hoho… ini bukan pertama kalinya megang Sapi, tapi udah
lama banget rasanyaaa. Pas kecil dulu bisa megang Sapi aja girang amat,
penasaran aja gitu pengen pegang. Sekarang pun begitu ternyata. :D
Mari sejenak kembali ke mimpi-mimpi masa lalu,
dimana impian terbesar adalah bisa masuk ke hutan dan memulai petualangan
layaknya Film Petualangan Sherina. Well, impian ku saat ini gak beda jauh kok,
malah lebih spesifik. Iya, aku mau traveling… ke tempat-tempat yang belum
pernah ku datangi, menikmati manisnya hidup, melakukan hal-hal menyenangkan..
ya, cukup pikirkan dan lakukan hal-hal yang menyenangkan. Tapi travelling perlu
modal juga, boss T^T
Keadaan sekarang kayaknya gak memungkinkan deh buat mewujudkan keinginan terpendam itu. Tapi kalau gak sekarang, kapan lagi cobaaa??! Baiklah, karena gak ada salahnya berencana, jadi ku rencanakan tahun ini bisa pergi ke tempat yang belum pernah ku datangi sebelumnya, backpackeran juga gak pa pa.. hahaa iya, gara-gara baca buku keempat Andrea Hirata, Edensor, dulu sempat pengen banget backpakeran ke Eropa. Buset dahh, gak tanggung-tanggung kan tuh ngayalnya. Tapi apa sih yang gak mungkin di dunia ini, walaupun keadaannya keliatan gak mungkin, tapi ingat kalau Sesungguhnya Tuhan tidak akan merubah keadaan/nasib suatu kaum jika tidak kaum itu sendiri yang merubahnya (QS 13:11), gitulah kalimat yang gak asing lagi itu pernah ku baca. Jadi asalkan kita punya keinginan yang kuat, sesuatu yang sekarang masih kita rencanakan bakalan lebih besar kemungkinan buat terjadinya.
You know,, apa motivasi ku sejak dulu buat
travelling, tak lain dan tak bukan adalah Iklan Susu anak kecil, pas liat iklan
itu dulu, langsung merinding dan ketika ku browsing maknanya, ternyata emang
bagus bangeeeeettt, sampai-sampai dulu ku catat di buku saku khusus buat
reminder. Gini puisi di iklannya.
Edisi Iklan Nutrilon I :
I want to live my life to the absolute
fullest
To open my eyes to be all I can be
To travel roads not taken,
To meet faces unknown
To feel the wind,
To touch the stars
I promise to discover myself
To stand tall with greatness
To chase down and catch every dream
LIFE IS AN ADVENTURE
To open my eyes to be all I can be
To travel roads not taken,
To meet faces unknown
To feel the wind,
To touch the stars
I promise to discover myself
To stand tall with greatness
To chase down and catch every dream
LIFE IS AN ADVENTURE
(Aku ingin menjalani hidup sepenuhnya. Membuka mataku
untuk semua kemungkinan. Menempuh jalan yang belum pernah ku tempuh. Bertemu
wajah-wajah yang tak ku ketahui (sebelumnya). Merasakan hembusan angin.
Menggapai bintang. Aku bejanji untuk mengetahui siapa diriku. Untuk berdiri
tegak, dengan kejayaan. Untuk mengejar dan menangkap semua mimpi. Hidup adalah
petualangan.)
Edisi iklan Nutrilon II :
I wanna make clouds,
I want to jump over fences
Play with shadows
Paint faces
Get wet
Invent
Chase rainbows
and collect stars,
LIFE IS AN ADVENTURE
Iklan Nutrilon III :
Lets call on the interested
The wide eyed
The hopeful
The Princesses
And the Princes
Their believer
Lets some..
Lets some..
On the generalsThe Queens,
The Kings,
and The Knights start ride adventures trail,
Lets call on the ledgers,
The Lovers,
The big ones,
The small ones
the boundaries
the boundaries
The attendance
Discoverers
The Conductor
The Scientist
The CEO's
Lets call on the sky walkers
The Movers
The Shakers
Lets call on the curious
And bring on the hope
LIFE STARTS HERE
Versi II dan III gak perlu diterjemahin, karena akan merusak esensi dari
puisinya, hahaa (bilang aja gak mampu menemukan kata yang tepat untuk
nerjemahinnya, wkwk)
Akhir kata, sebelum tulisan ini melenceng kemana-mana, aku sangat bersyukur untuk waktu yang telah ku lewati, momen menyenangkan dalu, sekarang dan yang akan datang. Semoga selalu ada kesempatan untuk kembali menikmati manisnya hidup. Terimakasih untuk setiap orang yang ada dalam hidup ku, terimakasih untuk orang-orang yang selalu meluangkan waku untuk bersama-sama tertawa dan berbagi cerita.
Terimakasih sudah membaca tulisan ini.
Oleh-oleh:
susah payah bangun tenda ya biar bisa poto kek gini, wkwk |
Dibikin hitam putih biar kesannya jadul gitu |
sebelum ribet nyari pasak yang hilang |
orang harat |
good time with good people |
super duper alay, wkwkwkwk |
santai belum lengkap tanpa s*lverqueen |
untuk menghargai jasa tukang poto yang ngambil gambar sambil tiduran di hammock |
Bonus yaaa, selfie dari ane :P |
Bonus lagiiii :P |
masih bonus :P (oke boleh sambil megang kresek liatinnya) |
selamat sudah melewati babak bonus yang memuakkan :v |