Ini lanjutan cerita dari post terakhir kemaren sih, tapi beda kasus.
Selama menunggu hasil pengumuman tes psikotes PT. PLN, aku menerima panggilan dari perusahaan minimarket yang baru menmbah lini bisinisnya di bjm jadi ada rekrutmen besar-besaran. Sebelumnya aku sama temen ku, Imar, emang udah ngirim surat lamaran kesana lewat pos, haha.. karena pas nyari kantornya gak ketemu, kami pikir kantornya beda sama In***osir, ternyata emang beda *lha.. tapi tepat dibelakangnya.. :hammer: karena kami gak masuk dan gak nanya, jadilah ujung-ujungnya ngirim lewat pos. Gak berapa lama kami berdua pun dapat undangan buat tes interview, yowesss kita pun berangkat bareng.
Tes Interview nya lumayan lancar sih, karena gak seperti interview-interview sebelumnya yang bikin aku ngerasa bego banget, interview kali ini aku bisa ngejawab dengan baik, seingatku sih banyak jawab "iya", "bersedia", "gak masalah", gitu aja terus rata-rata jawabanku, kecuali pas diminta cerita tentang diri sendiri, itu juga singkat padat dan berisi jelasinnya, sampe mbak yang interview nanya lagi, "udah? gitu aja?", "iya, itu aja." jawabku kalem, hehe
Berselang gak sampe satu minggu, undangan buat tes psikotest dan wawancara datang lagi, sayangnya kali ini Imar gak dapat kesempatan itu, jadinya aku sendiri pergi ke tempat testnya. Ternyata tesnya lumayan lama, ada sekitar 6 peserta untuk perusahaan Indomaret, sisanya gabung sama peserta calon karyawan PT. Hasnur gitu.
Bentuk tesnya itu seingatku bentuk IST (tes intelegensi), EPPS (Edward Personal Preperence Schedule), Kraepelin tes, Wartegg Tes, dan menggambar orang. Ternyata tes Kraepelin lebih mudah daripada Tes Pauli, aku gemes banget lah sama tes pauli sebelumnya, jadi saat ngerjakan tes kraepelin, aku bener-bener fokus untuk menuntaskan dendam terhadap tes pauli :hammer:. Walaupun masih penasaran sama tes pauli, tapi aku cukup puas dengan tes kraepelin ku yang lumayan stabil fluktuasinya.
Nah, konflik dari cerita ini di mulai saat aku selesai mengikuti tes psikotes In*****r itu *tsaaah*. Hari itu kamis, tanggal 4 Februari, setelah tes, aku dapat 3 panggilan gak terjawab dari nomor yang gak di kenal. Sampai rumah, aku coba menghubungi balik nomor itu, jadi langsung ke dialog aja lah..
"haloo..."
"iya halo selamat siang, ini benar dengan riska amelia?" suara bapak-bapak.
"iya saya sendiri, ini siapa ya?"
"gini, saya dari panitia rekrutmen PJBS mau sosialisasi.."
"sosialisasi??.. maaf putus putus... halo.... haloo.. " tut tut tut.. MATI, karena ku pencet sendiri :hammer:
Terus nomor itu nelpon lagi,
"maaf ya pak, tadi putus-putus..."
"iya, gak pa pa, jadi gini, kita dari panitia seleksi PJB Service di pulang pisau membuka pendaftaran untuk calon karyawan yang bersedia ditempatkan pulang pisau, kalau mbak Riska bersedia bisa kirimkan segera cv dan berkasnya melalui Depnaker. Kebetulan kita dapat kontak Riska dari Depnaker Banjarmasin."
"Ohh dari Depnaker Banjarmasin ya? maaf, ini apa ya tadi?" aku bengong karena masih loading. Sebenarnya mau tanya, Pulang Pisau itu apa, nama daerah kan ya? tapi dimana?? tapi gak ku tanya karena ntar kedengeran Oon banget.
"Kita dari PJBS yang nantinya karyawannya akan di tempatkan di PLTU Pulang Pisau, PJBS ini ke panjangannya Pembangkit Jawa Bali Service yang merupakan anak perusahannya PT. PLN (Persero). Untuk menghindari penipuan, Riska bisa cek langsung ke Depnaker atau buka situs resmi kita ya."
"oooooohh... jadi gimana gimana?"
"kalau Riska mau bisa daftarkan berkas ke Depnaker Banjarmasin yang di Km. 6 itu, tau kan?"
"iya tau, berkasnya apa aja ya, pak?"
Beliau pun mendikte kan berkas-berkas yang harus ku siapkan beserta surat pernyataan bersedia ditempatkan di Pulang Pisau itu.
"Ditunggu sampai tanggal 12 (Februari) yaa.."
"baik pak, terimakasih infonya.."
"iya sama-sama"
tut.
aku masih bengong. Trus ambil HP dan searching di Google tentang PJB Service. Saat itu aku sendirian di rumah. Gak berapa lama, mamasaurus nelpon, sekalian aja ku tanya,
"ma, pian tau lah, pulang pisau itu dimana?",
"di Kal teng kan,"
"hah? Kal teng? berarti masuk palangka? jauh kah?"
"sebelum palangka, habis kapuas, gak jauh kok itu, emang kenapa?"
"ohhh.. gini.." ku ceritain aja secara singkat telpon dari PJBS barusan, mamasaurus gak terlalu ngerti juga sih, tapi katanya Pulang Pisau itu gak jauh-jauh amat. Yaudah sampe disini aja dulu.
Keesokan harinya, Jumat 5 Februari, sekitar pukul 11, aku dapat sms dari In*****r buat Pengarahan Training di Kantor pusatnya, kaget sih, karena ku kira hasil tes psikotes bakal keluar paling gak semingguan, ternyata hari itu udah keluar aja, dan sorenya lagi bakalan dikasih pengarahan. Antara bingung dan dilema besar sih, kalau udah training bakalan tanda tangan kontrak, tapi kan aku masih nunggu hasil pengumuman PT. PLN yang katanya bakal keluar hari itu juga, dan biasanya sih malah hari baru keluar. Gimana kalau ternyata lolos, kan gaswat. Tapi In*****r ini gak sesuai prediksi, cepet banget hasilnya, mana sore diminta kesana, pikir deh.. gimana kalau sore itu juga diminta tanda tangan kontrak, sedang malamnya ntar baru keluar pengumuman dari PLN, siapa yang gak bingung coba, jadinya sms dari in*****r blum ku konfirmasi.. sampai siang ternyata pengumuman tes PLN lebih cepat dari yang ku duga, sekitar jam 1an, pengumannya udah keluar, dan aku udah positif tereleminasi... *bawa koper* wkwk
Sempat laporan dan nanya pendapat mamasaurus sih, gini
"ma, tes PLN udah keluar, aku gak lolos,"
"yaudah gpp, berarti bukan rezeki"
"tapi ternyata tes yang baru kemaren malah lolos, dan sore ini bakal ada pengarahan di kantornya.."
"ooh.. yang indosat itu?"
"in*****r, di km. 12 ituuu.."
"trus nanti kerjanya dimana?"
"yaa di toko yang tersebar disini, tapi paling dekat daerah sini kalau ditempatkannya,"
"oohh.. bukan di Ind*****t itu?"
"bukan, ind******t sama in****r itu beda,"
"mama kira sama,"
"jadi gimana yang PJBS itu, coba gak?"
"mama gak ngerti, coba tanya kk km, bilang klo km udah diterima di PT. Indomilk,"
"In**********r maaaa..."
aku seteres, gak ada konklusi, ckckck
Karena hasil tes psikotes PLN udah diprediksi berkat tes pauli yang berantakan itu, jadinya gak terlalu baper sih, wkwk.. ibarat jatoh dari gedung dilantai 12 PT. PLN, aku masih disambut hangat oleh PT. In*****r, haha.. tapi kebimbangan ku belum berakhir, karena aku belum tau pengarahan training ini ngapain?? kalo disodorin kontrak langsung gimana, ibarat lagi duduk di kursi panasnya kuis 'who wants to be a millionare', aku pun minta bantuan "ask the audience", alias nelpon kakasaurus, wkwkwk ku ceritain deh posisi ku dan telpon dari PJBS itu, dicoba atau gak.. pilihan ku ada dua, acc In*****R lepas PJBS, atau coba PJBS dan lepas In*****r yang udah pasti di depan mata ini.. pilihan yang sulit, karena kalau aku milih PJBS itu artinya aku ngulang dari awal lagi, sesuatu yang gak pasti, nyerahin berkas aja belom kan.. :hammer:
kata kakak ku, pikirin dulu matang-matang, PJBS itu status kepegawaiannya gimana, BUMN atau bukan, karena anak perusahaan PT. PLN yaa logikanya sih BUMN, tapi itu tadi statusnya apa? pegawai kontrak atau tetap atau gimana, kalau kontrak ya sama aja kan kaya in****r. Dan kakak ku nyuruh nannya-nanya lagi sama Bapak yang kemaren nelpon aku. Yaudah karena waktunya sempit, ku telpon aja langsung nanyain status kepegawaiannya, ternyata emang BUMN dan kalau diterima ya namanya Karyawan tetap gitu katanya, yang jelas bukan pegawai kontrak. Kakak ku pun bilang datang aja ke In****r sore itu, kalau diminta tanda tangan kontrak, minta waktu satu hari buat dipertimbangkan, dan kalau In*****rnya gak mau ngasih waktu, yaudah lepas aja. Aku mah nurut :hammer: karena emang bingung harus gimana.
Ternyata setelah kuhadiri, pengarahan di In*****r tentang persiapan training yang mulai hari selasa (karena pas itu senin tanggal merah), berkas apa aja yang harus dilengkapi dan baju yang harus dikenakan, katanya tanda tangan kontrak hari selasa, tapi kami udah dikasih tau sedikit banyak tentang isi kontraknya, poin pentingnya klo udah taken kontrak gak bisa mundur lagi, kecuali bersedia bayar pinalty selama 6 bulan kontrak pertama.. skakmat lah.
Malamnya kakak ku datang ke rumah, kami pun bertukar pikir panjang lebar dan aku dapat kuliah 4 sks malam itu. kurang lebih kayak gini lah perdebatan yang terjadi
"kalau km ambil in*****t ini, selama 6 bulan km gak bisa daftar pembukaan calon karyawan BUMBN lagi, trus kalo ada penerimaan CPNS gimana?"
"tapi kan belum pasti ada, kalau BUMN juga blum pasti lulus"
"yaiyalah, kalau gak dicoba gimana bisa tau lulus apa gak?"
"iya kann PJBS ini bener-bener mulai dari awal lagi, belum juga ngantar dokumen,"
"trus kenapa? km khawatir gak lulus, trus nyesal melepas in*****r?"
"yaa kan sekarang yang pasti di depan mata itu in*****r, aku udah berusaha ngelamar di beberapa tempat dan kali ini berhasil lolos disini, siapa yang gak sayang ngelepas, ditambah lagi tahapan buat diterima di In*****r ini juga gak mudah, ada banyak orang yang ngelamar tapi gak semua diterima, termasuk temen ku sendiri.. ditambah lagi kemaren juga baru gagal tes psikotes PLN, ibarat jatuh itu aku gak jatuh 'melebuk' banget karena masih diterima di In*****r, itu yang bikin aku gak kecewa dan sedih sedih amat,"
"baru juga gagal sekali tes itu udah kapok ikut tes lagi, aku nih yaa... udah pengalaman berapakali gagal tes tapi gak berhenti mencoba sampai akhirnya bisa diterima,"
"bukannya kapok.. aku juga mau ikut tes lagi, tapi sambil kerja atau nanti nanti gitu kan bisa.."
"km ini gak tau dunia kerja, denger yaa.. aku tuh udah tau keluhan orang-orang yang kerja pake kontrak, banyak dari mereka yang mau berhenti kerja, yang gak tahan lagi karena tekanan dan dikejar target tapi gak bisa karena terikat kontrak, dan kalau km ikut tes sambil kerja itu kemampuan km udah gak optimal lagi, pikiran dan tenaga terbagi-bagi. Emangnya rencana km apa setelah kerja di In*****r? mau selamanya disana?"
"gak sih, tapi kan ada jenjang karirnya juga"
"trus mau kerja disitu aja?"
"ya kan sebagai batu loncatan dulu"
"nantinya juga bakalan dilepas, toh sama aja kan bakalan nyari kerjaan lagi, dan kamu tau rasanya kalau km udah terbiasa nerima gaji tiap bulan, sama gak nerima gaji sama sekali itu rasanya lebih berat daripada di posisi km sekarang yang belum ngerasain gaji"
aku diam.
"lagian kenapa sih mau cepet-cepet kerja?"
"semua orang mau cepet dapat kerja kali.."
"tapi jangan gegabah juga, jalan km masih panjang, nyoba ikutan tes juga baru sekali gagal, ngapain buru-buru, kalau mau dapat yang terbaik itu harus lebih sabar dan usaha lebih keras, km mau dapat yang terbaik gak buat masa depan kamu?"
ka Paris menambahkan, "emangnya knpa mau cepat2 kerja? malu ya sama temen-temen?"
"hmmm.... gak sih, soalnya masih banyak juga temen yang belum dapat kerja, jadi biasa aja. cuma.. aku bosannn di rumah aja setiap hari, aku juga udah capek rasanya nyari kerja.. makanya pas ada kesempatan ini aku bingung, bukannya bersikeras mau kerja di in*****r, aku cuma lagi bingung..."
"ohh kali aja malu sama temen-temen, soalnya kalau kayak aku kan anak laki-laki emang lebih berasa jadi beban dan malu kalau belum kerja, kalau kamu perempuan ya gpp, gak perlu dijadikan beban gitu.. kami juga gak ada yang maksa kamu buat cepat-cepat kerja, kan.."
hmm... tetep aja aku juga mau mandiri, punya penghasilan sendiiri (dalam hati aja sih ngemeng gini)
"menurut ku km itu cuma lagi di puncak jenuh aja, tapi jangan sampai gara2 itu malah salah langkah. Nyari kerja itu sama kayak nyari jodoh riska, kan sama-sama rezeki, emangnya km mau kalau ada yang mau sama km gitu langsung km terima cuma karena dengar kata-kata orang? misalnya nihh,, kamu dikatain orang karena belum kerja
atau belum nikah, misalnya aja yaa.. trus karena gak mau denger lagi
orang yang ngatain km itu, kamu terima aja asal ada yang mau, gitu..
km emangnya mau nerima orang yang mau sama km cuma karena gak mau
diomongin orang lagi?”
“yaa gak lahh..” gak banget malah :hammer:
“nah, kalau km ngelakukan sesuatu cm
karena omongan orang lain, orang bakalan berhenti ngatain kamu, bakal
berhenti ngomentarin hidup kamu, tapi yang jalanin hidup siapa? Km
kan.. yang tau km bahagia atau gak siapa? Kamu juga. Orang lain cuma
bisa lihat hidup kita dan ngasih komentar tapi mereka gak tau apa-apa
dan gak ngejalani kan, km bahagia atau gak, mereka gak bakalan tanggung jawab sama keputusan yang km buat.. trus
buat apa km mentingin omongan orang? Yang ngejalanin kamu, yang
bahagia atau gak itu km, bukan mereka.”
aku manggut-manggut aja, kali ini apa
yang dibilang kakak ku bener-bener kena di hati.
“aku cuma.... khawatir bakalan susah
nyari kerja lagi, karena kalau aku gagal, aku gak tau harus gimana
lagi...” kata ku, jujur.
“itu artinya kamu gak punya Tuhan..”
jleb.
“rezeki setiap manusia itu udah ada
yang ngantur, kalau km takut gak dapat rezeki, itu artinya km gak
percaya sama Tuhan. Dengar ya, gak ada satu hal pun di dunia ini yang
sia-sia, walaupun km gagal pun, gak akan ada yang sia-sia. Kalau aku
jadi km, aku bakalan ngelepas indomaret ini, dan lebih bersabar, gak
pp menunggu lebih lama, gak pp gagal lg, tapi usaha km pasti akan ada
hasil. Yang penting mencoba dulu. Itu sih kalau aku jadi km. Tapi
terserah lah.. aku cuma ngasih saran berdasarkan pengalaman. Mau
pilih yang mana, keputusan tetap sama km.”
Ka Paris nambahin lagi, “jadi
kesimpulannya gini ya riska, apapun keputusan km, aku, ka widya,
mama, dukung penuh, tapi saran kami ya kayak gitu tadi, sebagai bahan pertimbangan km juga, selanjutnya
km yang memutuskan.”
aku manggut-manggut lagi kayak burung
perkutut kena sawan.
Sabtu.. minggu.. senin... aku
berpikir.. berpikir.. dan berpikir...
Udah bertukar pikir sama beberapa temen juga, ada yang bilang 'ambil yang pasti-pasti aja', ada juga yg sepakat ma saran kakak ku, hmm..
Akhirnya fix ngundurin diri,
biar greget :hammer:
Saat itu ku putuskan apapun yang
terjadi, aku gak akan menyesal. Perjalanan masih panjang. Fiuuuhhhh..
It's okay, let's take the long way... mulai lagi dari awal, dengan jalan yang lebih greget, karena gak tau gimana ujungnya..
It's okay, let's take the long way... mulai lagi dari awal, dengan jalan yang lebih greget, karena gak tau gimana ujungnya..
(bersambung)