(Tulisan ini diambil dari Blog ku sebelumnya)
Read More..
Entah kenapa tiba-tiba ingin nulis review film, sebenarnya udah lama sih
pengen post beberapa review film, tapi berhubung laptop ku lagi koma,
jadi ya apa boleh buat. Dan entah kenapa tiba-tiba teringat film ini,
padahal udah lama ku tonton. jadi yang ku tulis disini hanyalah sebagian
yang masih nempel diingatan, mungkin nanti kalo laptop ku udah sadar
baru bisa nonton ulang n melengkapi nih review.
Film Taiwan bergenre romance ini cukup dramatis, apalagi ternyata cerita
dalam film ini diangkat dari kisah nyata si penulis naskah. Agak sulit
dipercaya sih, karena beberapa hal dalam film ini terlalu gila
untuk dipertontonkan, tapi mungkin karena tak mau mengurangi esensi dari
ceritanya, adegan-adegan yang kalo di Indonesia pasti di boikot KPI itu
tetap dimuat. Contohnya adalah kebiasaan pemeran utama pria, Ko Teng,
yang dalam kesehariannya di rumah suka naked alias gak pake sehelai benang pun, walaupun
hanya diambil dari belakang tetep memalukan lah buat ditonton :hammer:
awalnya pas nonton mikir, "ini film apa sihh? -_-" tapi ya itu lah,
ternyata kebiasaan Ko Teng diturunkan dari ayahnya yang juga punya
kebiasaan sama. Selain itu juga ada kelakuan Ko Teng dan temen-temennya
pas dikelas yang gak kalah gila, yang tidak perlu diceritakan disini,
haha
Ko Teng dan keempat temannya sama anehnya, yaitu Bochun yang punya
kebiasaan be^%&go* dimanapun kapanpun, A Ho yang bertubuh gendut,
suka makan namun paling dewasa, Lao Tsao yang sok ganteng sok keren hobi
basket dan sifatnya busuk, dan terakhir Liou Yin Chung yang pendiam
namun memliki kebiasaan lebih aneh lagi *sensor*. Ko Teng sendiri
terkenal sebagai anak yang badung dan pemalas. Mereka berlima memang
sosok yang berbeda tapi memiliki satu persamaan yaitu MENYUKAI WANITA
YANG SAMA.
Sebut saja, Shen
Chia Yi, gadis terpopuler di sekolah karena kepintarannya. Chia Yi
sangat sulit didekati, ketiga teman Ko Teng sangat tergila-gila pada
gadis ini, terkecuali Ko Teng, dia bersikap biasa-biasa saja hingga
terjadilah suatu insiden ketika pelajaran di kelas berlangsung, yang
sebelumnya ku bilang gak perlu diceritakan disini, haha.. akibat ulahnya
itu Ko Teng dihukum pindah tempat duduk di depan Chia Yi, guru meminta
Chia yI untuk mengawasi Ko Teng yang tentu saja merepotkannya.
Pada
suatu hari Chia Yi lupa membawa tugas sekolah, kemudian tak diduga tak
dikira Ko Teng memberikan tugasnya dan alhasil Ko Teng lah yang kena
hukuman, Chia Yi terenyuh dah merasa berhutang dengan Ko Teng, sejak
saat itu dia bertekat untuk membantu Ko Teng meningkatkan nilainya.
Dengan sedikit paksaan Ko Teng akhirnya mau mengerjakan soal-soal yang
diberikan Chia Yi. Hingga malam pun mereka tetap tinggal di kelas dan
belajar tak kenal lelah walaupun sebenarnya Chia Yi takut hantu.
kemudian
Ko Teng dan Chia Yi sepakat mengadakan taruhan, jika hasil ujian Ko
Teng tidak dapat mengalahkan Chia Yi, maka Chia Yi bebas melakukan apa
saja terhadapnya. sedangkan jika Chia Yi yang kalah maka dia akan
mengucir rambutnya selama sebulan. disini Ko Teng benar-benar berusaha
keras belajar sampe mengganggu tetangganya wkwk
Dan
hasilnya sudah bisa ditebak, walaupun mendapat nilai yang cukup
memuaskan Ko Teng tetap kalah dan langsung memangkas rambutnya. tapi
ternyata keesokan harinya di sekolah walaupun telah menang, Chia Yi
tetap mengucir rambutnya dan membuat teman-teman Ko Teng terpesona.
wkwkwk
Oh
ya, suatu hari juga terjadi suatu kasus disekolah mereka yaitu
hilangnya uang kas, guru menyuruh seluruh kelas untuk menulis nama teman
yang dicurigai sebagai pelakunya di selembar kertas, tiga urutan keatas
akan digeledah. namun Ko Teng dan kawan2 menolak melakukannya karena
menurut mereka menuduh teman sendiri merupakan hal yang jahat, tanpa
disangka Chia Yi juga ikut protes, alhasil mereka pun dihukum
bersama-sama karena melawan perintah guru. saat itu Chi Yi menangis
karena itu pertamakalinya dia dihukum tapi dia juga tertawa ditengah
tangisnya. haha
singkat
cerita di hari kelulusan, teman dekat Chia Yi menanyakan kepadanya
sebenarnya siapa siswa di Sekolah yang disukainya, Chia Yi membisikan
sesuatu (gak dikasih tau siapa). mereka pun berpisah masing-masing pergi
ke perguruan Tinggi. Chia Yi masuk sekolah keguruan sedangkan Ko Teng
masuk sekolah apa ya, lupa.. yang jelas sekolahnya berasrama. Lagi-lagi
Ko Teng ketemu teman-teman sekamar yang aneh disini -_- jadi ceritanya
tiap malam minggu Ko Teng antri telepon umum untuk menelpon Chia yi
(ceritanya belum ada HP).
nah..
kemudian pada suatu hari saat liburan natal, Ko Teng bertemu dengan
Chia Yi dan nekat mengungkapkan perasaannya, namun karena takut
mendengar jawaban dari Chia Yi, Ko Teng menyuruh Chia Yi untuk tidak
perlu memberitahu jawabannya, yang terpenting bagi Ko Teng dia telah
menyatakannya (aww so sweet atau bego?? wkwkwk). sebagai gantinya Chia
Yi boleh menuliskan jawabannya di balon kertas yang akan mereka
terbangkan namun Ko Teng tetap tidak melihatnya, padahal jawabannya Iya
lohhh, dasar bego :ngakak:
adegan
yang paling ku suka adalah ketika mereka berdua berjalan di jalanan
kereta api, Chia Yi bertanya beberapa kali "apakah kau benar-benar
menyukai ku?" yang hanya di jawab Ko Teng "suka kok.." dengan polosnya
dan gak ada gregetnya, haha aku paling ingat itu karena Ko Teng nya
keliatan innocent and keren pake banget disitu.. wkwkwk oh iya Ko Teng
juga bilang "bagaimana bisa aku membiarkan laki-laki lain yang belum
pernah mengejarmu menggandeng tangan mu?" :hooo:
hmm..
terus.. terus.. suatu malam, Ko Teng punya ide dadakan, rencananya buat
bikin Chia Yi kagum gitu, tapi dia bingung kelebihannya apa? akhirnya
diputuskannya lah untuk tanding fisik dengan teman sekampusnya dan Chia
Yi diundang untuk nonton. namun berakhir ga bahagia karena Ko Teng
kalah, wong yang dilawan jago taekwondo hedeh... Chia Yi marah karena
kelakuan bodoh Ko Teng dan mereka bertengkar.. Ko Teng juga marah..
pokoknya saat itu Chia Yi bilang kurang lebih gini "dasar tolol.." dan
di balas Ko Teng "ya, aku memang tolol. hanya orang Tolol yang akan
terus mengejarmu seperti ini.." (haha ini bagian cukup seru). kemudia
Chia Yi keceplosan bilang "jangan mengajarku lagi!"
alhasil
hubungan mereka jadi renggang, mereka gak ada kontak lagi. dan yang
mengejutkan pada masa inilah Chia Yi jadian dengan teman Ko Teng yang
bernama A Ho, tapi ga berlangsung lama karena Chia Yi ga benar-benar
suka. Lama mereka gak kontak hingga suatu hari terjadi gempa dekat
kediaman Chia Yi, Ko Teng berusaha menghubunginya dan mereka telponaaan
(apa banget deh), tapi sayang kayaknya saat itu Chia Yi udah ada yg
punya (cuma dugaan ku sih soalnya ga terlalu diperlihatkan saat itu Chia
Yi lagi ma siapa). saat itu lah Chia yI dan Ko Teng nostalgia lewat
telepon dan kalo gak salah disini Chia Yi bilang "Dalam percintaan,
masa paling romantis adalah masa PDKT jadi lebih baik aku membiarkanmu
mengejarku lebih lama.." ckck
dasar busuk.. tapi ada benarnya juga kayaknya :hammer: saat itu Ko Teng
tanya, "apakah kau percaya dengan dunia parellel? Mungkin di dunia itu
kita bersama." haha kan ceritanya mereka pisah tuh.. pokoknya ini
adegan romantisnya walaupun mereka jauh gitu :hammer:
akhir
cerita ketika sudah mau kelulusan kuliah, ketika teman-temannya sudah
mapan dengan kehidupan masing-masing, Ko Teng malah asik menulis
ceritanya di Internet hingga muncullah undangan itu.. You know what??
Undangan pernikahan Chia Yi! sungguh gak bisa ditebak dan disayangkan
karena akhirnya Chia Yi ga nikah ma Ko Teng tapi sama orang lain, kalau
penasaran Chia Yi nikah ma siapa, silahkan nonton filmnya wkwk
jadi ada quotes di film ini saat akhir pernikahan itu, Ko Teng bilang “ketika
kamu benar2 suka sama wanita, dan melihat wanita itu dicintai oleh
orang lain, maka hati kecil kamu akan berkata kamu pasti akan mendoakan
kebahagiaan untuk orang itu.".. luar biasa. hahah
dan
endingnya bener-bener gilaaaaak, wkwkwk di pernikahan Chia Yi, Ko Teng
dan teman-teman minta izin ke mempelai pria untuk boleh mencium mempelai
wanita alias Chia Yi, mereka dapat izin tapi dengan syarat harus
mencium mempelai pria terlebih dahulu sebagaiman mereka ingin mencium
mempelai wanita.. and apa yang terjadi?? Ko Teng menggilaa dan langsung
nyosor mempelai pria.. ngakak sekaligus jijay juga sih pas adegan ini
haha..
Pesan moral yang bisa diambil dari film ini adalah jangan jadi pengecut, coba Ko Teng punya sedikit keberanian saja untuk mendengar jawaban dari Chia Yi tentu endingnya ga bakal gini. Bukan salah Chia Yi jika akhirnya dia bersama orang lain, karena wanita adalah makhluk kepastian. Selama Ko Teng sibuk dengan dunianya dan menuliskan ceritanya di Internet, selama itu pula dia mengabaikan chia yi, padahal kan kalo mereka tetap jaga komunikasi, ada kemungkinan tetap dekat and chia yi ga bakal sama pria lain, intinya menurutku, sebenernya chia yi itu bisa aja didapetin Ko Teng, toh udah jelas kan perasaan Chia Yi juga sama, cuma Ko Teng nya aja yang kurang usaha.. jadi ya gitu :/
tapi yahh.. mungkin emang mereka ga jodoh kali ya :/ apa itu udah takdirnya? hmm.. klo dipikir, misalkan Ko Teng benar-benar cinta sama ChiaYi, harusnya dia berjuang dong buat akhir yang bahagia, nah kalo cuma sampe sebatas itu perjuangannya, berarti itu bukan cinta #tsaahhh ._. hmm... se-simple itu kan ya ._.
tapi yang namanya takdir kan katanya ga bisa diubah, hmm..tapi menurutku dalam kasus ini, bukan karena takdir tapi karena Ko Teng nya sendiri yang ga mau memiliki, hedehh pusing ya ternyata buat nyimpulin pesan moral doang,, au ah gelap.. wkwkwk kalian nonton aja sendiri trus belajarlah dari kesalahan pemainnya, ya para pembaca setia ku (halah kayak ada yang baca aja XD)
Pesan moral yang bisa diambil dari film ini adalah jangan jadi pengecut, coba Ko Teng punya sedikit keberanian saja untuk mendengar jawaban dari Chia Yi tentu endingnya ga bakal gini. Bukan salah Chia Yi jika akhirnya dia bersama orang lain, karena wanita adalah makhluk kepastian. Selama Ko Teng sibuk dengan dunianya dan menuliskan ceritanya di Internet, selama itu pula dia mengabaikan chia yi, padahal kan kalo mereka tetap jaga komunikasi, ada kemungkinan tetap dekat and chia yi ga bakal sama pria lain, intinya menurutku, sebenernya chia yi itu bisa aja didapetin Ko Teng, toh udah jelas kan perasaan Chia Yi juga sama, cuma Ko Teng nya aja yang kurang usaha.. jadi ya gitu :/
tapi yahh.. mungkin emang mereka ga jodoh kali ya :/ apa itu udah takdirnya? hmm.. klo dipikir, misalkan Ko Teng benar-benar cinta sama ChiaYi, harusnya dia berjuang dong buat akhir yang bahagia, nah kalo cuma sampe sebatas itu perjuangannya, berarti itu bukan cinta #tsaahhh ._. hmm... se-simple itu kan ya ._.
tapi yang namanya takdir kan katanya ga bisa diubah, hmm..tapi menurutku dalam kasus ini, bukan karena takdir tapi karena Ko Teng nya sendiri yang ga mau memiliki, hedehh pusing ya ternyata buat nyimpulin pesan moral doang,, au ah gelap.. wkwkwk kalian nonton aja sendiri trus belajarlah dari kesalahan pemainnya, ya para pembaca setia ku (halah kayak ada yang baca aja XD)